Kenaikan Harga Minyak Goreng, Telur, dan Cabai Rawit Dianggap Pedagang Pasar Tak Wajar

Selasa, 28 Desember 2021 | 17:10 WIB
Kenaikan Harga Minyak Goreng, Telur, dan Cabai Rawit Dianggap Pedagang Pasar Tak Wajar
Ilustrasi pedagang pasar. Kenaikan Harga Minyak Goreng, Telur, dan Cabai Rawit Dianggap Pedagang Pasar Tak Wajar. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menilai kenaikan tiga harga komoditas pangan di pasaran pada akhir tahun ini tidak wajar. Kejadian ini, menurut Ikappi merupakan yang pertama kali terjadi. Adapun, tiga komoditas pangan yang mengalami kenaikan pada akhir tahun ini di antaranya, minyak goreng, cabai rawit dan telur.

"Tiga komoditas yang cukup mengagetkan masyarakat khususnya, emak-emak ini membuat kita semua menjadi cukup sulit menghadapi perpindahan tahun ini. Jujur kami Ikappi juga tidak menduga bahwa kenaikan harga pangan yang relatif panjang dan tinggi ini terjadi di akhir tahun 2021, " ujar Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan dalam keterangannya, Selasa (28/12/2021).

Reynaldi melihat, kenaikan yang tinggi pada harga minyak goreng juga belum pernah terjadi. Ia mengakui, karena harga minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dunia tinggi maka harga minyak goreng curah dan kemasan cukup tinggi.

"Kami berharap pemerintah mengantisipasi dan melakukan upaya lanjutan sehingga tahun 2022 minyak goreng segera bisa turun harganya," ucap dia.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Mahal, Bulog Berencana Ikut Operasi Pasar 2022

Terkait harga cabai rawit merah, Reynaldi menyebut, terdapat dua faktor yang cukup tinggi, pertama karena cuaca dan kedua karena permintaan tinggi suplai dan permintaan tidak seimbang.

"Kami berharap ke depan ada grand design pangan, strategi pangan untuk cabai rawit merah agar wilayah-wilayah produksi cabai rawit merah bisa diperbanyak dan bisa di selesaikan persoalan ini sehingga tidak kunjung tinggi harganya setiap tahun," kata dia.

Lalu, Reynaldi menambahkan, pada harga telur yang  kini tembus di angka Rp 30 ribu per kg ini adalah pencapaian yang menurut pedagan pasar buruk.

"Tiga catatan ini membuat kami memberikan rapor merah kepada kementerian perdagangan dan kementerian pertanian, kami berharap agar kita bersama-sama menjaga agar harga pangan tidak tinggi dan masyarakat atau konsumen tidak kesulitan mendapatkan pangan."

Baca Juga: BPS Heran dengan Kenaikan Harga Minyak Goreng di Batam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI