Begitu pula sebanyak 34% lulusan Stanford University, AS, juga berani langsung berbisnis setamat kuliah.
Sementara, lulusan Harvard Business School yang langsung berbisnis mencapai 28%, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) Sloan School of Management sebesar 26%.
Untuk mendorong lebih banyak lagi pengusaha yang datang dari lingkungan perguruan tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menggelar program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Program ini melibatkan sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta. President University (PresUniv) pun terlibat dalam program ini dengan melakukan beberapa kegiatan.
Salah satuanya adalah kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Senin-Kamis (20-23 Desember) lalu, Rendika Nugraha, dosen PresUniv yang mengelola PKM tersebut, memaparkan kegiatannya dalam seminar internasional tentang pengabdian masyarakat yang dilangsungkan secara hybrid.
Sebagian peserta dan pembicara hadir secara offline, sementara peserta dan pembicara lainnya mengikutinya secara online. Dalam seminar tersebut, Rendika memaparkan kegiatan PKM-nya yang bertajuk Penciptaan Startup Digital Berbasis Entrepreneurial Learning Model (ELM) untuk Mendukung Inisiatif Jababeka Smart Township.
Dalam kegiatan PKM ini, PresUniv berkolaborasi dengan PT Jababeka & Co., anak usaha Grup Jababeka, dan Fablab, sebuah institusi yang bergerak dalam ranah pelatihan SDM dan pengembangan usaha berbasis Industry 4.0.
Program yang dilakukan Rendika tersebut juga mendapat bantuan pendanaan dari Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa PTS, Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi untuk Tahun Anggaran 2021.
Menurut Rendika, pesatnya perkembangan teknologi dan terjadinya pandemi Covid19 menyebabkan terjadinya perubahan perilaku masyarakat. Mereka mengurangi terjadinya interaksi yang bersifat langsung, termasuk sentuhan fisik.
Baca Juga: Komitmen Beri Dampak Positif ke Masyarakat, Jababeka Raih 2 Penghargaan dari Pemprov Jabar
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutnya dengan istilah “low-touch and contactless economy”. Dalam perekonomian yang semacam itu, teknologi—terutama teknologi digital, memainkan peran penting.