Mempertemukan Garis Sampah dan Garis Pariwisata di Satu Titik

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 24 Desember 2021 | 13:23 WIB
Mempertemukan Garis Sampah dan Garis Pariwisata di Satu Titik
President University (PresUniv), Dr. Ir. Yunita Ismail Masjud, M.Si.,.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Intinya, semua produk olahan dari sampah tersebut mempunyai nilai ekonomis,” ucap Yunita ditulis Jumat (24/12/2021).

Sinergi Sampah-Pariwisata

Lalu, apa kaitannya pengolahan sampah tersebut dengan industri pariwisata? Yunita memaparkan, ada beberapa hotel yang sudah menggunakan furnitur yang diproduksi dari bahan olahan berbasis sampah, seperti kertas atau kardus bekas.

Lalu, hasil dari olahan sampah-sampah plastik juga bisa dijadikan bahan baku untuk membuat produk garmen dan berbagai kerajinan lainnya. Di kawasan Tanjung Lesung, Banten, PresUniv dan Jababeka membina masyarakat setempat dalam mengolah limbah dari berbagai tanaman untuk dijadikan aneka produk kerajinan.

Produk ini kemudian dipasarkan secara daring melalui website Window Tanjung Lesung.

Daerah juga dapat mengembangkan agroindustri yang dalam proses budidayanya menggunakan pupuk organik. Produk-produk pertanian organik semacam ini biasanya mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.

Seluruh produk tersebut, baik pertanian organik atau kerajinan, lanjut Yunita, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi industri pariwisata di daerah tersebut. Apalagi kalau produknya sangat khas dan unik, dan hanya ada di suatu daerah tertentu.

Semua produk tersebut dapat mendukung upaya pengembangan industri pariwisata daerah.

“Masyarakat sangat menghargai bila ada hotel yang produk furniturnya atau berbagai produk lainnya menggunakan bahan baku dari daur ulang sampah. Jadi, dengan terus meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap isu-isu lingkungan, hotel-hotel yang banyak menggunakan produk daur ulang bisa menjadi daya tarik tersendiri,” ucap Yunita.

Baca Juga: Produk Kecantikan Ini Rilis Produk Kemasan Refill, Aksi Nyata untuk Bumi yang Lebih Baik

Jika kondisi semacam ini dapat terus dikembangkan, kata Yunita, “garis samppah” dan “garis industri pariwisata” yang dulu bergerak saling menjauh dapat berubah menjadi saling mendekat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI