Tak Sekadar Wujudkan Sarana Air Minum, Ini Sejumlah Dampak Positif Pamsimas

Jum'at, 24 Desember 2021 | 12:23 WIB
Tak Sekadar Wujudkan Sarana Air Minum, Ini Sejumlah Dampak Positif Pamsimas
Dok: Pamsimas
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah dijalankan selama 14 tahun, Pamsimas tiba di penghujung masa implementasinya. Program yang telah melalui empat kabinet dan dua presiden ini dijadwalkan berakhir Desember 2021.

Ini sebetulnya merupakan perpanjangan waktu dari jadwal “garis akhir” sebelumnya, yakni Desember 2020.

Pamsimas dimulai dengan 98 kabupaten dan delapan kota di Indonesia pada 2008. Di akhir tahap kedua yang berlangsung pada 2013-2015, Pamsimas telah diterapkan di lebih dari 12 ribu desa/kelurahan yang tersebar di 233 kabupaten/kota di 32 provinsi.

Untuk tahap ketiga, yang rampung pada akhir 2021, ditargetkan ada lebih dari 15 ribu desa sasaran baru; secara bersamaan akan dikelola pula keberlanjutan program di lebih dari 32.000 desa.

Baca Juga: Ini 28 Perusahaan yang Akan Jualan Kebutuhan Infrastruktur di e-Katalog LKPP

Secara nasional, ada proyek untuk menyediakan 10 juta sambungan rumah air minum. Ini gabungan dari air minum untuk perkotaan dan perdesaan. Pamsimas sendiri termasuk di dalamnya.

Selain penyediaan akses terhadap air minum dan sanitasi, Program Pamsimas meliputi beberapa hal lain yang berkaitan dengan kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan prasarana dan sarana yang telah dibangun.

Program ini mengandung lima komponen, yaitu;

1.      pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah dan desa

2.       peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi

Baca Juga: Kementerian PUPR Tandatangani Kontrak Payung e-Katalog dengan 28 Penyedia Produk Jembatan

3.      Penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum

4.      hibah insentif

5.      dukungan teknis dan manajemen pelaksanaan program.

Pada mulanya, Pamsimas menekankan basis komunal atau masyarakat, bukan individu, sebagai komponen pokok yang harus diwujudkan. Dari situ, lalu ada perhatian terhadap kelembagaan masyarakat, yang harus siap menjalankan apa yang secara fisik telah dibangun.

Kelembagaan, pada gilirannya juga harus mampu mendorong masyarakat membayar iuran. Saat ini malah sudah ada pinjaman perbankan yang disalurkan kepada kelompok-kelompok masyarakat.

Bank Dunia pernah menyebut, Pamsimas merupakan program canggih yang tidak mudah pelaksanaannya. Namun demikian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dinilai berhasil mengelolanya melalui berbagai level pemerintahan dan terus berkembang. Bank Dunia sendiri merupakan pemberi pinjaman utama sepanjang program berlangsung.

Keberhasilan Program Pamsimas pernah disurvei sebelumnya dan ditemukan sejumlah dampak positif, yaitu:

1.      Menghentikan kebiasaan masyarakat buang air besar sembarangan, yang merupakan bagian dari target pola hidup bersih dan sehat, yang pada akhirnya bisa direalisasikan di banyak desa melalui upaya mengubah pola pikir;

2.      Tersedianya akses air minum yang menjadi kian mudah, sehingga warga desa tinggal membuka keran di depan rumah, tanpa harus pergi ke bukit, bolak-balik empat jam, cuma untuk air sejeriken;

3.      Masyarakat kini paham soal pemerdayaan masyarakat dan bergotong royong mencapai tujuan bersama. Hal ini merupakan keuntungan lain Program Pamsimas, yang mana saat dirancang, pengadaan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi memang bukan satu-satunya tujuan.

Indah Raftiarty ER
Pranata Humas Ahli Muda Kementerian PUPR

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI