Suara.com - Pariwisata Indonesia sedang dalam proses pemulihan akibat pandemi. Kebangkitan pariwisata di Indonesia butuh momentum yang dilakukan bersama-sama oleh para stakeholder.
Karena keterpurukan pariwisata Indonesia sekarang ialah akibat pandemi yang berdampak ke semua stakeholder. Apakah itu pihak penyedia akomodasi, agen travel, rumah makan, transportasi dan supplier makanan.
Melihat kondisi tersebut, Basuri Tjahaja Purnama selaku Direktur Utama PT Jababeka Morotai bersama N Rusmiati selaku Ketua Umum DPP Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), dan Poernomo Siswoprasetijo selaku President/CEO PATA Indonesia Chapter sepakat untuk menggaungkan bersama kampanye 'DI INDONESIA SAJA' dan berkolaborasi untuk mengembangkan destinasi wisata, khususnya di bagian timur Indonesia, seperti Pulau Morotai di Maluku Utara.
Hal itu terungkap dalam acara webinar yang bertema DI INDONESIA SAJA: Pariwisata Domestik sebagai Daya Tarik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Pelaku Wisata Siap Bangkitkan Geliat Pariwisata Sumut di 2022
Komitmen menggaungkan kampanye ‘DI INDONESIA SAJA’ dikarenakan pihak Jababeka Morotai, PATA Indonesia dan DPP ASITA sepakat bahwa kunci pemulihan pariwisata Indonesia ialah wisatawan domestik.
Rusmiati melalui ASITA akan mengajak anggotanya yang berjumlah 7 ribu agen travel di 34 provinsi di Indonesia untuk mempromosikan kampanye ‘DI INDONESIA SAJA’
Sementara itu Merry Karouwan selaku Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASITA Sulawesi Utara (Sulut) menambahkan bahwa pihaknya sebenarnya tengah dalam proses kemungkinan kerja sama demi mengembangkan tempat wisata di Pulau Morotai. Hanya saja usaha tersebut terhenti akibat pandemi.
Merry bercerita bahwa pada Maret 2019, ia datang bersama 15 agen travel datang ke Morotai atas persetujuan Gubernur Sulut terkait kemungkinan sister city, yaitu Marun Manado-Morotai. Harapannya, dapat paket wisata yang “beyond Manado.”
“Kami datang juga Jababeka Morotai juga waktu itu. Dan kami waktu itu terkagum sama alamnya dan daerahnya yang syarat sejarah. Bahkan kami sampai ingin membeli tanah di sana. Saya dengan agen travel saling sepakat karena lokasinya bisa dijangkau (dengan mudah). Oke banget,” terang Merry ditulis Kamis (23/12/2021).
Baca Juga: Ini Saran FBB Terkait Open Border Pariwisata Bali
Akses, tambah Merry, juga sudah dibuka saat ini. Bandara internasional Sam Ratulangi di Manado sudah menerima penerbangan direct dari Singapura, dan penerbangan internasional lain.
Jadi, dari Manado, wisatawan asing bisa pergi ke Morotai, Bali, Makasar setelah melewati karantina. Apalagi saat ini ada program karantina di Pulau yang digagas pemerintah provinsi Sulawesi Utara agar memberi kenyamanan bagi wisatawan asing.
"Jadi, buat wisatawan yang melakukan karantina selama 11 hari mungkin dirasa bosan kalau menginap di hotel, pemerintah Sulut menyediakan karantina di pulau, yaitu dua resort di Pulau Bangka. Dua tempat itu ialah Murex Resort dan Bastianos Resort,” terang Merry.
Menanggapi hal itu, Basuri pun merasa senang mendengar pemerintah provinsi Sulawesi Utara sudah begitu pro aktif dan rupanya sudah berupaya menjalin kerja sama dengan tempat wisata di Pulau Morotai.
Karena dampak pandemi covid-19 ini, menurut Basuri, menyadarkan bahwa pariwisata Indonesia harus bisa berdiri di kaki sendiri, yaitu dengan menggaet wisatawan lokal.
"Strategi kami agar bisa KEK Morotai bisa berkembang, yaitu membuat street mall di tahun 2022. Lalu di dalamnya akan ada culinary center, dan fasilitas olahraga, seperti futsal, bulutangkis dan voli. Lalu kami akan membuat kejuaraan olahraga,” terang Basuri.
Selain itu, tambah Basuri, berupaya menghadirkan cruise yang digunakan para wisatawan lokal untuk bisa mengunjungi tempat wisata di Indonesia bagian timur, yaitu Manado, Morotai, Raja ampat, Bunaken, dan Likupang.
Jadi, akan ada satu rute tempat wisata di Indonesia bagian timur yang bisa diikuti oleh wisatawan. Tapi rencana tersebut butuh kerjasama dengan pemerintah, kementerian dan stakeholder.
Di samping itu, Basuri juga mengusulkan untuk adanya kejuaraan olahraga dari berbagai cabang yang dilakukan di tempat wisata di seluruh Indonesia. Tujuannya, untuk menarik wisatawan asing dan lokal datang ke acara tersebut sehingga pariwisata Indonesia bisa pulih atau berkembang.
Sebab, Basuri menyadari setiap tempat wisata di Indonesia punya sisi uniknya masing-masing, tapi kalau tidak ada acara yang bersifat entertain, kunjungan wisatawan akan sepi.
“Saya mimpi kita bikin seri jetski di Danau Toba, maka seluruh dunia akan datang, maka wisata pariwisata akan terbentuk di Danau Toba. Kemudian, seri selanjutnya di Tanjung Lesung, lalu Bali, Labuan Bajo, Morotai, Bunaken, Likupang, kemudian Raja Ampat. Ini akan luar biasa (dampaknya). Itu baru jetski. Kemudian bisa juga (bikin) kejuaraan mancing, motocross, atau selancar dengan hadiah luar biasa. Itu akan membuat tempat wisata di seluruh Indonesia hidup,” tambahnya.
Kemudian, setiap departemen di pemerintahan – terutama di saat low season – mengadakan rapat pertemuan di daerah-daerah pariwisata prioritas yang dikembangkan oleh pemerintah secara bergantian.
Di samping itu, kata Basuri, melakukan pameran-pameran pembangunan bekerja sama dengan kedutaan besar asing yang ada di Indonesia, plus promosi secara aktif melalui kantor-kantor perwakilan pemerintah yang ada di luar negeri.
"Karena kunci dari pariwisata itu bikin crowded. Waktu pengalaman jadi kepala daerah, saya bikin kejuaraan motocross dan itu ramainya minta ampun. Saya juga bikin liga desa nasional, stadion itu penuh. Dan itu menunjang UMKM di daerah setempat,” terang Basuri
Lebih jauh, Basuri tak malu-malu menyebut setelah webinar akan mengontak Merry dari DPD ASITA Sulut. Tujuannya untuk berkolaborasi terkait menindaklanjuti kemungkinan sister city, yaitu Marun Manado-Morotai.
Terutama di sektor pariwisata agar tersedianya agen travel di Sulawesi Utara menyediakan paket wisata ke Morotai atau juga gabungan antara paket bundling wisata Manado dan Morotai.
Untuk mengetahui hal tersebut, mari kita nantikan kerja sama yang akan dibuat oleh Jababeka Morotai – salah satu anak usaha dari PT Jababeka Tbk – dan DPP ASITA Sulut.
"Kami punya tempat wisata dan industri. Kami punya spot-spot diving bagus. Tapi kelebihan kami terletak pada peninggalan Perang Dunia II. Pasti akan memberikan pengalaman menarik bagi wisatawan yang datang ke Morotai. Saya kira kolaborasi dengan DPD ASITA Sulut akan menjadi hal yang sangat penting," tutup Basuri.