Kenang Momen Caplok Saham Freeport, Jokowi: Memang Ngeri, Papua Akan Goncang, AS Marah

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 22 Desember 2021 | 17:50 WIB
Kenang Momen Caplok Saham Freeport, Jokowi: Memang Ngeri, Papua Akan Goncang, AS Marah
Tangkapan layar Presiden RI Joko Widodo Jumat (10/12/2021). [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo menyebut, butuh mental kuat dan keberanian saat Indonesia mengakusisi saham mayoritas PT Freeport.

Hal ini ia sampaikan kala pemerintah dalam negosiasi alot dengan pihak Freeport. Pasalnya, akibat negosiasi ini, Papua hingga goncang dan memantik kemarahan Amerika.

“Dulu waktu kita mau ambil Freeport kembali, mayoritas informasi yang saya terima memang semuanya menakutkan. Menakutkan semuanya. Nanti Papua akan goncang, Papua akan lepas. Amerika akan marah,” kata Presiden dalam acara HUT Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rabu (22/12/2021).

Demi akusisi ini, mantan Wali Kota Solo itu menjelaskan, pemerintah butuh waktu tiga tahun agar bisa terlaksana. Presiden juga terus mendorong para menteri agar mendesak hal ini.

Baca Juga: Usulkan Ibu Kota Baru Indonesia Dibangun di Papua, Pemimpin Harus Visioner

“Sampai 3 tahun kita kerja ini. Dan menterinya maju mundur maju mundur. Maju saya gitukan. Ya memang ngeri. Karena ini sudah 41 thn Freeport itu. Ternyata ya ga ada apa-apanya,” ungkapnya.

Mengutip dari laman channel IDX, Jokowi menyebut, akusisi saham mayoritas Freeport tidak menggunakan uang APBN maupun BUMN.

“Beli Freeport bukan dari uangnya APBN juga bukan, dari uangnya BUMN juga ndak. Paling itu kalau mau dalam 3 tahun sudah balik sekarng. USD 5 miliar lebih dikit. Tahun depan kalau mau kita lepas lagi, kita udah untungnya gede banget. Bolak balik,” kata dia.

Meski demikian, ia menegaskan, tidak memiliki rencana menjual saham pemerintah di Freeport karena dianggap bisa menentukan kebijakan perusahaan.

Baca Juga: Jelang Musim Belanja Liburan di AS, Marak Pencurian Gaya 'Flash Mob'

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI