Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pagebluk Corona yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini memberikan dampak yang lebih berat bagi kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena dunia kesehatan, sosial, dan pendidikan didominasi perempuan.
"Maka pengaruh COVID-19 itu jauh lebih besar kepada perempuan," kata Sri Mulyani dalam acara Capital Market Woman Empowerment Forum, Rabu (22/12/2021).
Kondisi ini, ungkapnya, juga berdampak pada perekonomian nasional karena hampir sebagian besar pekerja di sektor informal adalah kaum hawa.
Di Indonesia kata Sri Mulyani, masih banyak perempuan yang menjadi angkatan kerja informal dengan produktivitas rendah sehingga upah yang didapat lebih kecil dibanding laki-laki.
Baca Juga: Wajahnya Dijadikan Meme Hari Ibu, Susi Pudjiastuti Bangga: Boleh Juga
Hal serupa juga terjadi di angkatan kerja formal. Perempuan kerap mendapat upah yang berbeda dengan laki-laki meski berada di posisi yang sama. Dari sisi angkatan kerja, persentase perempuan baru mencapai 54 persen, lebih kecil dari porsi laki-laki mencapai 82 persen.
"Dan kalau kita lihat dampak pandemi ini jauh mengenai perempuan lebih banyak, maka kita bisa prediksikan ini akan memberikan beban yang lebih besar," tuturnya.
Lebih lanjut Sri Mulyani menyampaikan, fenomena ini perlu dilihat sebagai tantangan yang perlu dicari jalan keluarnya. Salah satu jalan keluar yang bisa dipilih adalah meningkatkan peran perempuan dalam segala aspek, termasuk dalam mengambil keputusan.
"Ini tentu memberikan tambahan perspekstif, karena sensitivitas terhadap policy, quality, tentu menyebabkan kualitas kebijakannya jadi lebih komprehensif, menjadi lebih punya afirmasi," katanya.
Baca Juga: Peringati Hari Ibu, Honda Berikan Edukasi ke Emak-Emak Cara Berkendara yang Aman