Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa Indonesia diprediksinya akan lebih tahan banting dari kebijakan percepatan pengurangan pembelian aset atau tapering off dan kenaikan suku bunga acuan yang bakal dilakukan The Federal Reserve (The Fed).
Meski begitu kata dia pemerintah tetap mewaspadai setiap volatilitas yang terjadi atas dampak kebijakan tersebut kedepannya.
"Ini tidak berarti kita akan kehilangan kewaspadaan karena situasi akan sangat volatile, yang berasal dari penyesuaian kebijakan negara-negara maju sebagai akibat tekanan yang sangat tinggi dari inflasi," kata Sri Mulyani dalam konfrensi pers APBN Kita secara virtual, Selasa (21/12/2021).
Asal tahu saja The Fed, bank sentral di Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan akan mempercepat tapering, dengan mengurangi pembelian obligasi dari USD15 miliar menjadi USD30 miliar, akibat dari tekanan inflasi yang terus mengalami peningkatan di negara itu.
Baca Juga: Sejumlah Negara Terdampak Kebijakan Tapering The Fed Gegara Utang Hingga Inflasi
Selain itu, the Fed juga memberi sinyal akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada tahun depan.
Sri Mulyani menuturkan normalisasi kebijakan moneter di AS akan menimbulkan risiko penurunan arus modal masuk ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, serta akan menyebabkan depresiasi mata uang termasuk rupiah dan naiknya imbal hasil Surat berharga Negara (SBN) karena kenaikan US Treasury.
Dia mencontohkan, Argentina berada pada posisi yang sangat tidak aman dari sisi jumlah utang publik, inflasi, dan utang luar negeri. Oleh karena itu, negara ini akan berada pada posisi yang sangat rentan.
Sementara itu, Brazil dan Turki pun berada dalam kategori negara yang rentan akan kebijakan tapering the Fed, dari sisi neraca transaksi berjalan, kebijakan inflasi, dan utang luar negeri.
Namun untuk Indonesia, kata dia Indonesia tergolong masih aman atas rencana tersebut.
Baca Juga: Sri Mulyani Yakin Ekonomi Kuartal IV 2021 Tumbuh di Atas 5 Persen
“Ini menggambarkan kemampuan Indonesia yang dianggap lebih berdaya tahan,” katanya.