Coinfest 2022: Waspada Crypto Winter Walau Bitcoin Masih Bullish

Coinfest 2022 telah sukses digelar pada Sabtu (11/12/2021) acara yang bertujuan memberikan edukasi dan informasi terhangat seputar perkembangan industri crypto.
Suara.com - Coinfest 2022 telah sukses digelar pada Sabtu (11/12/2021) acara yang bertujuan memberikan edukasi dan informasi terhangat seputar perkembangan industri crypto dari mulai regulasi, NFT, DeFi, GameFi, Blockchain, hingga melihat prediksi pergerakan pasar Altcoin dan Bitcoin.
Acara ini berlangsung kurang lebih enam jam dengan diisi oleh pembicara ahli di bidangnya masing-masing. Coinfest 2022 didukung oleh Luno, Triv, Bitocto, Tokocrypto, Rekeningku, dan Cindrum.
Acara ini mengupas tuntas mengenai perkembangan dan prospek dari berbagai trend hangat yang ada di industri crypto saat ini. Salah satu bahasan menarik di Coinfest adalah melihat potensi Altcoin dan Bitcoin tahun depan, sebab tahun ini harga aset-aset tersebut sudah cukup tinggi dan dikhawatirkan atau bahkan diprediksi akan mengalami crypto winter.
Sebuah istilah yang mengacu pada kondisi yang terjadi ketika nilai aset kripto mengalami penurunan drastis di bawah nilai tren bullish normal.
Baca Juga: CTO Indodax Sebut Bitcoin Justru Jadi Peluang Investasi Jangka Panjang di Tengah Krisis Global
“Untuk crypto winter menurut saya bisa terulang kembali, karena kalau dilihat pelakunya sudah bukan ritel lagi tetapi institusi bahkan bank, ini terbuka lebar untuk trader atau investor melihat kembali potensi koin di 2022 nanti agar bisa menghadapi winter season nanti,” kata Wicky Zeroski saat mengisi materi Altcoin di Coinfest 2022 ditulis Jumat (17/12/2021).
Dalam menghadapi musim dingin crypto ini, Wicky pun menyarankan para trader untuk melihat crypto dengan fundamental yang bagus utamanya koin-koin yang masuk peringkat 10 besar bedasarkan kapitalisasi pasar.
“Untuk pilih altcoin tahun depan bisa mulai perhatikan aset yang menganut DeFi, Metaverse atau bahkan NFT,” katanya.
Hal ini dikarenakan tren industri tahun depan tidak akan jauh dari ketiga hal tersebut, apalagi dengan Facebook yang rela berganti nama menjadi Meta untuk fokus ke Mateverse. DeFi pun memiliki ekosistem yang besar dan masih banyak sekali hal yang bisa dieksplor baik untuk staking, lending, atau farming.
Sedangkan NFT terus mendapatkan kepopulerannya dengan sifatnya yang unik dan langka, beberapa NFT pun telah berhasil meraih rekor harga fantastis. NFT pun menjadi aset yang kemungkinan akan digunakan dalam metaverse di masa depan untuk menandakan sebuah kepemilikan.
Baca Juga: Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
Prediksi: Bitcoin Bullish Tetapi Tak akan Lama