Pelaku Pasar Kaget Omicron Sudah Masuk Indonesia

Kamis, 16 Desember 2021 | 12:40 WIB
Pelaku Pasar Kaget Omicron Sudah Masuk Indonesia
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan kasus pertama varian Omicron. Adalah petugas pembersih di Wisma Atlet yang dinyatakan positif Covid pada 8 Desember 2021.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan berita ini tentunya cukup mengkagetkan para pelaku pasar.

"Ini yang ditakutkan oleh pemerintah maupun oleh pelaku pasar sehingga inu berdampak pada indeks saham gabungan yang saat ini beralih yang tadinya menghijau menjadi merah," kata Ibrahim dalam keterangan kepada wartawan, Kamis (16/12/2021).

Menurut dia dari mulai awal omicron memang sudah didengungkan-dengungkan oleh WHO yang berasal dari Afrika dan sudah menyebar di hampir semua wilayah termasuk Indonesia.

Baca Juga: 7 Arahan WHO Agar Terhindar dari Virus Corona Varian Omicron

"Walaupun baru satu orang yang kena, ini mengindikasikan Indonesia harus berhati hati dengan Omicron karena Omicron ini penyebarannya 70 kali lebih cepat dibandingkan varian Delta yang hanya 24 jam," paparnya.

Meski begitu kata dia para dampak kepada pelaku pasar kemungkinan besar hanya bersifat sementara karena penanganan Covid-19 di Indonesia cukup bangus dan pemerintah proaktif lakukan vaksinasi.

"Ini yang akan mendorong Rupiah dan IHSG mengalami penguatan nantinya," katanya.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 0,68 persen di sesi 1 hari ini atau terkoreksi 44 basis poin ke posisi 6.581.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG di buka naik 6.648 pada awal perdagangan namun menjelang pukul 11:00 siang IHSG terpantau terus menurun, karena dibarengi dengan pengumuman pemerintah soal adanya WNI yang terkonfirmasi positif virus varian Omicron.

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Sebut Masih Ada 5 Kasus Probable Varian Omicron di Indonesia

Pada sesi tersebut, frekuensi perdagangan telah mencapai 928 ribu kali dengan volume 13 juta lembar saham dengan nilai mencapai Rp6,6 triliun.

Sebanyak 372 saham terpantau melemah dan 149 saham menguat, sementara itu sebanyak 145 saham tidak ditransaksikan sama sekali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI