Asparindo Terus Lakukan Transformasi Digital untuk Perkuat Pasar Rakyat

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 15 Desember 2021 | 10:04 WIB
Asparindo Terus Lakukan Transformasi Digital untuk Perkuat Pasar Rakyat
Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asperindo).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) memperkuat digitalisasi pasar rakyat seiring pesatnya pertumbuhan transaksi digital di masyarakat dan masih terbatasnya aktivitas belanja karena masa pandemi Covid-19.

Diperkirakan, transaksi pasar tradisional di Indonesia yang mencapai lebih dari Rp 10 triliun per hari bisa meningkat karena lebih memudahkan bagi pedagang dan pembeli.

Pandangan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Asparindo Y Joko Setiyanto saat menyampaikan sambutan di Acara Munas Asparindo yang digelar secara online dan offline di Jakarta, Selasa (14/12/2021).

Dalam Munas yang diikuti oleh Pengurus dan Anggota Asparindo yang ada di seluruh Indonesia tersebut, Joko kembali terpilih sebagai ketua umum Asparindo.

Baca Juga: Strategi Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia Hadapi Digitalisasi

“Saat ini sudah menjadi tren belanja dan bisnis secara digital. Begitu juga dengan cara pembayaran, perputaran uang, dan pergerakan barang. Pasar rakyat juga perlu dipacu untuk penerapan digital, ini yang menjadi concern Asparindo,” ujar Y Joko Setiyanto dalam keterangan resminya di Jakarta (15/12).

Joko menjelaskan, agenda utama dalam munas kali ini adalah melanjutkan amanat Presiden RI Joko Widodo dalam Rakernas Asparindo 2018. Saat itu Asparindo ditugaskan untuk melaksanakan Program Digitalisasi Pasar di Seluruh Indonesia.

Terkait hal itu, sejumlah terobosan mulai digarap seperti hadirnya Paskomnas, aplikasi digital yang menghubungkan rantai pangan Nusantara melalui jaringan pasar induk di beberapa kota besar di Tanah Air. Juga ada Asparindo Grosir yang merupakan aplikasi Pasar Induk Online, situs belanja buah dan sayur secara daring, serta sejumlah kerja sama dengan sejumlah kanal belanja online. Selain itu digital cloud warehousing (DCW), sistem tarik setor tunai dari OY!, sistem transaksi Pazza Asparindo, pinjaman modal kerja pedagang JAKO, Pinjam Modal, aplikasi Grab dan aplikasi lainnya yang difasilitasi DPP Asparindo.

Joko menjelaskan, saat ini Asparindo memiliki 416 anggota dari tingkat kota dan kabupaten dengan total pedagang resmi mencapai 7,2 juta pedagang dan pedagang tak resmi seperti pedagang kaki lima sekitar 3 juta pedagang. Saat pandemi, sekitar 60% pedagang terpaksa menutup tokonya. Untuk pedagang sembako dan sayur mayur, sudah mulai normal seperti sebelum pandemi.

Menurutnya, transaksi akan kembali meningkat dengan penerapan digitalisasi. Lewat belanja online, tentu akan mengurangi ongkos perjalanan dan transaksi. Terjadi efisiensi, baik dari sisi waktu, tenaga, dan biaya.

Baca Juga: Pembangunan Pasar Rakyat Surantih Pesisir Selatan Batal Dilanjutkan, Pedagang Kecewa

Joko memaparkan, sejumlah pasar rakyat di beberapa daerah sudah menerapkan sistem belanja digital. Seperti yang dilakukan di Makassar, Sulawesi Selatan.

“Tim digitalisasi Asparindo akan memacu digitalisasi di daerah-daerah lainnya,” ungkapnya.

Sebagai upaya menguatkan kemampuan perekonomian nasional melalui pasar rakyat maka pada Munas 2021 ini, selain memperkuat digitalisasi, Asparindo juga berkomitmen untuk melakukan beberapa hal antara lain memperluas keanggotaan seperti pedagang pasar, paguyuban pedagang, petani, nelayan dan lainnya, Memperkuat hubungan kemitraan dengan Kementerian dan Lembaga seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Bank Indonesia, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup, BP POM dan Kementerian Lembagalainnya, Penginstalan solar panel di pasar-pasar seluruh Indonesia dan Pembentukan Pengurus DPD di seluruh Indonesia.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menilai, pengurus PD Pasar haruslah orang yang mengerti karakteristik konsumennya seperti apa, sehingga bisa mengelola pasar dengan lebih baik, bersih, dan rapi. Pengelola jangan berasal dari kroni penguasa atau titipan partai politik untuk mengelola PD Pasar.

“Sebaiknya dipilih orang profesional yang paham mengenai perkembangan zaman dan karakteristik konsumen pasar, sehingga strategi pengelolaan jauh lebih tertata,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI