Suara.com - Gerai kopi, Starbucks dikecam oleh warga China karena terbukti menjual produk-produk kadaluarsa. Starbucks pun langsung meminta maaf setelah kedapatan menjual produk-produk kadaluarsa.
Seperti Dikutip CNN Business, Surat kabar Beijing mengabarkan, Insiden itu terjadi di dua toko kota Wuxi, China timur.
Insiden tersebut menjadi trending topic di situs media sosial Weibo China setelah laporan tersebut dipublikasikan dan Starbucks ( SBUX ) awalnya mengatakan telah menutup kedua toko tersebut dan sedang melakukan penyelidikan.
Kemudian pada hari Senin dikatakan telah menemukan bahwa kedua toko itu memang melakukan pelanggaran.
Baca Juga: Daftar Promo Harbolnas 12.12: Starbucks hingga Kopi Janji Jiwa Diskon Gila-gilaan
"Kami dengan tulus meminta maaf kepada semua pelanggan Starbucks," kata Manajemen Starbuck dalam sebuah pernyataan di akun resmi Weibo-nya.
Administrasi Pengawasan Pasar Wuxi juga mengatakan dalam sebuah pernyataan, setelah melakukan penyelidikan pada dua toko yang terlibat dalam insiden tersebut, pihaknya juga melakukan pemeriksaan pada semua 82 toko Starbucks di kota tersebut dan menemukan total 15 masalah, termasuk karyawan yang tidak mengenakan pakaian.
Konsumen dan media China menjadi lebih agresif dalam melindungi hak-hak pelanggan dan memantau perilaku merek-merek besar, terutama dari luar negeri.
China adalah pasar terbesar untuk Starbucks di luar Amerika Serikat dengan 5.360 toko per 3 Oktober, laporan pendapatan terbaru perusahaan menunjukkan.
Laporan Beijing News mengatakan salah satu toko Starbucks menggunakan cairan matcha kadaluarsa untuk membuat latte, sementara yang lain menjual kue kering yang seharusnya dibuang.
Baca Juga: Curhat Insecure Makan Donat Murah, Ending Video Pria Ini Bikin Warganet Emosi
Pada Senin sore, topik tanggapan Starbucks terhadap laporan Beijing News telah menerima lebih dari 50 juta tampilan di Weibo. Para netizen mengungkapkan kekecewaan dan kekhawatiran atas masalah yang lebih luas.
"Jika Starbucks seperti ini, toko-toko lain benar-benar mengkhawatirkan saya. Mereka menderita pengawasan karena itu adalah merek asing," kata salah satu pengguna Weibo bernama Revario.