Suara.com - Harga emas naik tipis pada perdagangan akhir pekan lalu tetapi menuju ke pelemahan mingguan keempat secara berturut-turut.
Investor tampaknya masih mempertahankan sikap sideways menjelang rilis data inflasi USA yang dapat mempengaruhi kebijakan the Fed berikutnya.
Mengutip CNBC, Senin (13/12/2021) harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD1.776,23 per ounce. Sedangkan harga emas di pasar berjangka AS naik 0,1 persen menjadi USD1.778,60.
Harga emas batangan telah turun 0,4 persen sejauh ini pada pekan ini karena investor khawatir inflasi yang lebih tinggi dan pengetatan pasar tenaga kerja dapat mendorong The Fed untuk mempercepat laju pengurangan pembelian asetnya.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Jadi Rp 927.000 per Gram Jelang Akhir Pekan
Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan biaya kesempatan untuk memiliki emas batangan, yang tidak dikenakan bunga.
Laporan inflasi AS yang dipantau ketat para investor diperkirakan menunjukkan Indeks Harga Konsumen kemungkinan naik 0,7 persen pada November dari bulan sebelumnya.
Pada pekan lalu, data klaim pengangguran AS turun ke level terendah dalam lebih dari 52 tahun lalu karena kondisi pasar tenaga kerja terus mengetat di tengah kekurangan pekerja yang akut.
Produksi emas Afrika Selatan turun 3,5 persen (YoY) pada Oktober dibandingkan dengan penurunan 5,6 persem yang direvisi pada September, demikikan menurut badan Statistik Afrika Selatan mengatakan pada hari Kamis.
Produksi logam kelompok platinum naik 24 persen (YoY) di bulan Oktober.
Baca Juga: Data Klaim Pengangguran AS Turun Drastis, Kilau Emas Kian Pudar
Sementara itu harga logam lainnya perak naik 0,2 persen menjadi USD21,97 per ounce tetapi menuju penurunan mingguan keempat berturut-turut. Platinum naik 0,3 persen menjadi USD937.07, dalam perjalanan ke kenaikan mingguan pertama dalam empat pekan terakhir. Palladium turun 0,2 persen menjadi USD1,809,40.