Suara.com - Orang terkaya di dunia yang juga pendiri Tesla, Elon Musk menepati janjinya pada 2020 silam untuk tidak memiliki rumah. Hal ini ditandai dengan penjualan rumah terakhirnya di Hillsborough, California yang memiliki luas 16.000 kaki persegi.
Rumah milik Elon dijual dengan harga USD30 juta (Rp430 miliar), usai sempat dipasang dengan harga USD37,5 juta (Rp537 miliar), saat Musk mengumumkan penjualan melalui Twitter pada pertengahan tahun ini. Namun pada Oktober lalu, rumah tersebut tercatat seharga USD31,99 juta (Rp458 miliar).
Mengutip laporan Fox Business di Jakarta, Rabu (8/12/21), belum diketahui sosok pembeli dari rumah mewah tersebut.
Sebelumnya, Elon Musk sudah mengkonfirmasi bahwa aset properti itu adalah rumah terakhir yang ia miliki. Rumah tersebut merupakan perkebunan berusia 100 tahun yang dikenal sebagai Guignécourt yang memiliki sejarah panjang.
Baca Juga: Aplikasi Tesla Bermasalah, Banyak Pemilik Terkunci Dalam Mobil
Perkebunan itu mulai dibangun pada 1912 oleh Count Christian de Guigné, seorang anggota bangsawan Prancis yang pindah ke AS usai menikah dengan seorang warga California yang merupakan pewaris perusahaan emas.
Di dalam properti itu, termasuk rumah, kemudian sebidang tanah yang mencakup jalur hiking dan waduk. Properti itu tetap berada di keluarga de Guigné selama lebih dari satu abad sebelum terdaftar dengan harga USD100 juta (Rp1,4 triliun) pada tahun 2013.
Pada tahun 2016, harga yang diminta dikurangi menjadi USD29,85 juta (Rp428 miliar). Sementara Musk membeli rumah tersebut seharga USD23,4 juta (Rp335 miliar) pada tahun 2017.