Suara.com - Sebuah laporan baru yang dirilis oleh Organisasi internasional Sinergia Animal dan bisnis sosial Shifting Values menunjukkan bahwa hampir setengah dari bank dan investor yang dievaluasi tidak memiliki kebijakan untuk mencegah bentuk-bentuk kekejaman terhadap hewan dalam memberikan pinjaman dan pendanaan mereka.
Dokumen tersebut, yang diluncurkan bersamaan dengan platform interaktif bankforanimals.org, menilai kebijakan dari 69 bank dan investor dari 19 negara berbeda di lima benua (Asia, Eropa, Amerika Utara, Oseania, dan Amerika Selatan).
Dari jumlah tersebut, 90% institusi memiliki skor kurang dari setengah dari jumlah total skor yang dapat dicapai, yang terdiri dari 21 kriteria seperti larangan praktik mutilasi dan pengurungan hewan ternak di kandang baterai dan kandang besi (dengan ukuran yang tak cukup bagi babi dapat bergerak leluasa), serta pengujian pada hewan dan perdagangan satwa liar. Hampir setengah dari institusi-institusi tersebut tidak mendapatkan satu poin pun.
“Kami mendesak sektor perbankan mengadopsi kebijakan yang lebih kuat untuk mencegah beberapa praktik terburuk terhadap hewan. Bukan hanya ini sangat penting bagi hewan, namun juga merupakan strategi mitigasi risiko bagi bank itu sendiri, ” ungkap Merel van der Mark, Manajer Keuangan dan Kesejahteraan Hewan di Sinergia Animal ditulis Selasa (7/12/2021).
Baca Juga: Korban Nasabah Asuransi Pertanyakan Kerja, Ini Respons OJK
Ia menyatakan, keterkaitan lembaga tersebut dengan industri peternakan, misalnya, dapat menyebabkan risiko serius terhadap reputasi lembaga.
Di Indonesia, proyek ini menilai sejumlah bank dan menyimpulkan rata-rata skor mereka adalah 1,7% (0,7 poin dari 42) . Selain itu, beberapa bank asing yang beroperasi di Indonesia juga dinilai.
Tidak ada bank yang mencetak poin untuk kriteria kesejahteraan hewan yang spesifik. Dua bank BUMN mendapat poin karena memiliki program spesial untuk mempromosikan sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan ramah terhadap hewan.
"Sangat memprihatinkan melihat bahwa bank-bank tersebut, terutama yang berhubungan langsung ke sektor peternakan, seperti bank pedesaan atau yang bergerak dalam sektor agrikultur, tidak memiliki banyak kebijakan yang penting mengenai kesejahteraan hewan, misalnya menolak mendanai operasi yang mengurung hewan dalam kandang sempit serta praktik mutilasi tanpa anestesi dan analgesik pada hewan. Masih banyak ruang untuk perbaikan," ungkap Merel.
Saat ini, lima bank teratas dengan kebijakan yang secara signifikan memperhitungkan kesejahteraan hewan adalah bank-bank di Belanda.
Baca Juga: Bantu Korban Erupsi Semeru, BRI Kerahkan Semua Sumber Daya di Unit Kerja
Transparansi lebih besar ke sektor keuangan
Tujuan dari proyek “Bank untuk Hewan” ini adalah untuk meningkatkan transparansi di sektor keuangan, dan mendorong para bank untuk meningkatkan kebijakan mereka ke arah praktik perlakuan pada hewan yang lebih baik, dan juga mendukung transisi menuju sistem pangan berbasis nabati.
Kebijakan yang mendorong kesejahteraan hewan dan pola makan berbasis nabati ini berfungsi sebagai protokol yang memandu setiap bank saat memutuskan dimana menginvestasikan uang mereka. Jika lembaga memiliki kebijakan kesejahteraan hewan yang kuat, berarti mereka harus menjauhkan diri dari pembiayaan praktik dan kegiatan tertentu yang dinilai mendukung praktik terburuk terhadap hewan.
Hal yang sama telah terjadi pada bidang lain yang menjadi perhatian, seperti hak asasi manusia dan lingkungan.
“Bank sudah jauh lebih maju dalam hal kebijakan bahan bakar fosil atau deforestasi. Kami berharap laporan ini akan mendorong mereka untuk juga membuat kemajuan bagi hewan,” tambah Merel.
Platform interaktif yang memungkinkan pengguna mengirim pesan dan meminta kebijakan yang lebih baik dari bank mereka.
Situs web banksforanimals.org menyediakan akun media sosial bank dan bentuk kontak lainnya dari bank, sehingga masyarakat dapat mengirim pesan kepada lembaga-lembaga tersebut untuk menuntut kebijakan yang lebih baik - atau memberi selamat kepada institusi yang sudah memiliki standar yang baik.
Situs tersebut juga memberikan peringkat terbaru kepada pengunjung tentang skor masing-masing bank yang berhubungan dengan kebijakan kesejahteraan hewan, serta sistem untuk membandingkan bank satu dengan yang lainnya, yang dapat berguna bagi orang-orang ketika memutuskan di bank mana mereka akan menjadi nasabah.
“Bank menggunakan uang kita untuk melakukan investasi. Mereka menyimpan uang yang ditinggalkan para nasabah di rekening mereka dan, pada saat yang sama, menawarkan kredit untuk bisnis dan orang lain sebagai pinjaman. Pinjaman ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda, diantaranya beberapa yang dapat sangat merugikan hewan,” jelas Merel.
Situs web ini dikembangkan melalui kerjasama dengan Tech to the Rescue, Gerere dan Netguru.
“Ini semua merupakan bagian dari program pro-bono yang memiliki tujuan untuk menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk kebaikan, untuk membangun dunia yang lebih baik”, ungkap Jacek Siadkowski, Managing Director Tech To The Rescue.
Platform ini diterbitkan dengan lisensi terbuka, yang berarti kodenya dapat direproduksi secara gratis untuk berbagai tujuan yang dimaksudkan untuk mendorong inovasi di sektor lainnya.