Pengertian Black Box Testing

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 05 Desember 2021 | 16:23 WIB
Pengertian Black Box Testing
Ilustrasi [CoWomen/Unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Black box testing merupakan salah satu dari cara percobaan fungsionalitas aplikasi software akan diuji tanpa memiliki pengetahuan tentang struktur kode internal, detail implementasi, dan jalur internal.

Sementara, Black Box juga bisa berupa sistem software yang akan diuji, bisa berupa sistem operasi atau database seperti Oracle atau bahkan aplikasi kustom Anda sendiri. 

Dengan Black Box, anda dapat menguji sebuah aplikasi hanya dengan berfokus pada input dan output tanpa mengetahui implementasi kode internalnya.

Mengutip dari Warta Ekonomi, Black box testing dapat diterapkan pada tiga jenis pengujian utama, yaitu functional testing, non-functional testing, dan regression testing.

Baca Juga: Daftar HP Tidak Bisa Youtube Mulai 27 September 2021

1. Functional Testing

Pengujian ini berfokus pada aspek yang paling kritis dari software (smoke testing atau sanity testing) pada integrasi antara komponen-komponen utama (integration testing), atau pada sistem secara keseluruhan (system testing).

2. Non-Functional Testing

Sementara, berkebalikan dengan yang pertama, non-functional testing tidak dapat memeriksa "jika" software tersebut dapat melakukan tindakan tertentu, tetapi "bagaimana" melakukan tindakan itu.

3. Regression Testing

Baca Juga: 53 Tipe HP Diblokir WhatsApp Per 1 November 2021, Cek Sekarang!

Fitur ini juga bisa digunakan memeriksa apakah versi terbaru dari software tersebut sudah menunjukkan regresi, atau penurunan kemampuan, dari satu versi ke versi berikutnya. 

Regression testing dapat diterapkan pada aspek fungsional software (misalnya, fitur tertentu tidak lagi berfungsi seperti yang diharapkan di versi terbaru), atau aspek non-functional (misalnya, memiliki kinerja yang sangat lambat di versi terbaru).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI