Putus Penularan COVID-19 dan Keuntungan Lainnya, Bantul Terus kembangkan e-Ticketing

Minggu, 05 Desember 2021 | 06:47 WIB
Putus Penularan COVID-19 dan Keuntungan Lainnya, Bantul Terus kembangkan e-Ticketing
ILUSTRASI-Suasana TPR masuk Pantai Parangtritis yang hari ini dibuka lagi setelah PPKM turun ke level 2, Rabu (20/10/2021). [Kontributor / Julianto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penerapan tiket elektronik (e-ticketing) untuk wisata di Kabupaten Bantul kini terus dikembangkan. Pasalnya, hingga kini, merujuk pada data Dinas Pariwisata setempat, partisipasi wisatawan untuk menggunakan tiket elektronik masih di bawah tiga persen.

Disampaikan oleh Kepala Dispar Bantul Kwintarto Heru Prabowo, e-ticketing diharapkan bisa mendorong pembayaran retribusi non tunai atau cashless. Langkah ini, selain mendukung aktivitas yang mencegah penularan Covid-19 juga berguna mengedukasi kemudahan bagi wisatawan.

Hingga kini, pihak terkait tengah mencari strategi yang tepat agar wisatawan terbiasa membeli tiket non tunai.

"Ya akan kami upayakan strateginya. Sosialisasi sebetulnya sudah dilaksanakan tapi wisatawan banyak yang belum siap untuk melakukannya," ujarnya, Jumat (3/12/2021).

Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 4 Desember: Positif 48, Sembuh 61, Meninggal 1

Tidak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan promosi melalui media sosial dan baliho di spot-spot strategis, serta menyampaikan hal ini melalui aplikasi visitingjogja yang memberi diskon saat reservasi.

"Bisa saja kami promosi mengenai e-ticketing ini lewat cara-cara itu," katanya.

Pada 2022 nanti, penggunaan e-ticketing akan semakin dioptimalkan. Sehingga jika persentase wisatawan yang menggunakan e-ticketing untuk berkunjung ke pantai memang di atas 75-80 persen maka pada 2023 sudah full cashless.

Selain terhindar dari potensi penularan virus corona, dengan metode cashless, wisatawan terhindar dari risiko kehilangan uang. Sebab, membeli tiket masuk ke pantai dengan uang tunai.

"Kalau nanti ndilalah uangnya hilang di jalan karena baru saja beli tiket non tunai," tuturnua.

Baca Juga: 1.734 Imigran di Medan Bakal Divaksin Covid-19

Selain itu juga tidak perlu memberi kembalian. Hal itu yang membuat lama saat pengunjung membeli tiket di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) ke pantai. Selanjutnya petugas jaga di TPR pun harus merobek tiketnya.

"Ini berbanding terbalik dengan cashless di mana sudah terealisasi tetapi masyarakat masih enggan beralih ke cashle. Kalau sudah siap-siap sebelum melewati TPR pasti tidak lama prosesnya," ujarnya.

Guna mewujudjan sepenuhnya perlu edukasi, sosialisasi, dan pembelajaran praktik di lapangan harua ditingkatkan. Untuk bisa ke sana butuh waktu.

"Mudah-mudahan cashless lebih cepat transaksi uji coba, supaya orang yang akan masuk ke obwis sudah menyiapkan aplikasinya. Jangan sampai di TPR baru buka aplikasinya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI