Israel: Metaverse Akan Mendukung Kripto Berkembang Lebih Jauh

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 03 Desember 2021 | 13:28 WIB
Israel: Metaverse Akan Mendukung Kripto Berkembang Lebih Jauh
Ilustrasi VR (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Analis keuangan dari Bank of America (BoA), Haim Israel menyebut, metaverse dan kripto adalah kolaborasi yang mengesankan seiring kemajuan transaksi dunia virtual.

“Saya percaya hal ini adalah peluang amat besar. Anda membutuhkan platform yang tepat, dan itu akan menjadi kesempatan bagi seluruh ekosistem kripto,” kata Israel.

Ia lantas memprediksi, metaverse mampu mendukung dunia kripto terus berkembang sementara orang berlomba-lomba menciptakan dunia virtual.

Ia berpendapat, metaverse akan menjadi dunia dengan kripto sebagai alat tukarnya. Meski demikian, uang digital saat ini terlalu volatil, sehingga stablecoin berpeluang mendominasi.

Baca Juga: Siapkan Game Anyar Berkonsep NFT, Kripto Shiba Inu Bakal Ikut Bersaing di Metaverse

Metaverse merupakan dunia virtual tiga dimensi dimana pengguna bisa bermain, membangun hal, bersosialisasi, bekerja dan juga melakukan perdagangan.

Belakangan, minat terhadap metaverse makin tinggi usai Facebook mengubah haluan menjadi Meta dan berkomitmen membangun dunia virtual sendiri.

Salah satu platform metaverse terpopuler, Decentraland, memakai teknologi blockchain agar pengguna dapat membeli lahan virtual, membangun struktur serta melakukan pemilihan suara terkait ekonomi.

Belum lama ini, sebuah lahan di Decentraland laku US$2,4 juta. Pengguna mulai beralih kepada properti virtual sebagai alat investasi. Pada platform Sandbox, sebuah lahan dibeli dengan nominal US$4,3 juta.

Kripto klop dengan teknologi blockchain yang menjadi landasan dunia-dunia virtual. Berkat blockchain, metaverse tetap terdesentralisasi sehingga tidak dikuasai perusahaan teknologi atau penyedia layanan pembayaran seperti Meta.

Baca Juga: Cetak Rekor Sejarah! Dana Investasi Masuk Pasar Kripto Capai 9,5 Miliar Dolar AS

Ia melanjutkan, perusahaan pembayaran tradisional akan semakin berminat untuk onvestasi di kripto bila dipakai dalam metaverse.

Kendati metaverse kian dibicarakan, sejumlah pihak tetap skeptis. Pasalnya, dunia virtual sudah ada selama puluhan tahun, seperti Second Life yang aktif sejak 2003. Selain itu, perangkat virtual reality pun belum benar-benar melejit.

Bahkan, pendiri blockchain Solana, Raj Gokal mengaku khawatir metaverse terlalu abstrak. Ia belum pernah melihat minat sangat tinggi terhadap produk yang belum sepenuhnya diketahui sketsanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI