Suara.com - Perusahaan penyedia aplikasi transportasi online Grab resmi telah melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di bursa saham Amerika Serikat yaitu Wall Street, pada Kamis (2/12)
Start up unicorn akan masuk dalam indeks Nasdaq New York dan akan mendapatkan dana sebesar USD 4,5 miliar dengan nilai valuasi hingga USD 40 miliar.
Dalam sebuah wawancara Kamis, kepala keuangan Peter Oey mengatakan, perusahaan akan menggunakan dana dari IPO untuk ekspansi bisnis yang ada.
"Kami baru saja memulai di Asia Tenggara," ujar Oey seperti dikutip dari CNN Business, Jumat (3/12/2021).
Baca Juga: Selangkah Lagi Grab Bakal IPO di Amerika Serikat, Pakar: Persaingan Makin Agresif
Oey berpendapat bahwa masih ada peluang besar untuk menumbuhkan bisnis inti perusahaan di dalam negeri. Layanan pengiriman makanan di Indone masih dalam tahap awal.
Sementara itu, ride-hailing di Indonesia jauh lebih berkembang dibandingkan di China. Oey juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan lebih banyak merger dan akuisisi.
Grab menggandeng SPAC dalam aksi korporasi di luar negeri ini. Dinilai, aksi korporasi ini juga merupakan debut pasar AS terbesar oleh perusahaan Asia Tenggara.
Rekor sebelumnya dipegang oleh perusahaan satelit Indonesia, yang mengumpulkan hampir USD 1,2 miliar pada tahun 1994.
Namun, Oey mengatakan, perusahaan tidak akan mengesampingkan kemungkinan untuk listing di bursa negara lain. "Kami terbuka untuk Asia Tenggara dan peluang lainnya," tambahnya.
Akan tetapi, para direksi menekankan perusahaan akan mengambil langkah demi langkah.
Baca Juga: Hari Mitra Grab, Rp 20 Miliar Diberikan Kepada Pengemudi dan Merchant Setia
"Bagi kami saat ini adalah memastikan bahwa kami menjalankan bisnis dan tetap fokus, dan mendukung para pemegang saham yang berada dalam perjalanan bersama kami," pungkas Oey.