Ingin Hemat Devisa, Indonesia Bakal Berhenti Impor BBM

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 01 Desember 2021 | 11:04 WIB
Ingin Hemat Devisa, Indonesia Bakal Berhenti Impor BBM
Ilustrasi: SPBU. (Antara/Zabur Karuru)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia akan berhenti impor bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2027. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh pemerintah, dalam hal ini Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melalui Webinar Menjaga Keberlanjutan Mandatori Biodiesel: Indonesia Menuju B40.

Guna memenuhi target ini, kata dia, pemerintah merencanakan beberapa strategi antara lain penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai dan penggunaan biodiesel yang terus dipertahankan serta ditingkatkan.

Saat ini Indonesia mengonsumsi BBM lebih tinggi dari kapasitas produksinya sehingga mengakibatkan peningkatan impor minyak dan defisit neraca perdagangan.

"Dengan berbagai kebijakan tersebut diharapkan pada tahun 2027 kita tidak lagi impor BBM sehingga kita bisa dapat menghemat devisa serta dapat meningkatkan kesejahteraan petani sawit melalui program mandatori BBN," ujarnya dalam, Selasa (30/11/2021) lalu.

Baca Juga: Bangun Rumah Baru Bakal Wajib Punya Pengisi Daya Kendaraan Listrik

Ia menambahkan, implementasi biodiesel telah berjalan dengan sukses selama 15 tahun dan menjadikan Indonesia pionir dalam pemanfaatan biodiesel.

Pemerintah kini tengah menerapkan kebijakan mandatory B30 hingga terus meningkatkan hal ini Selain itu keberhasilan uji coba terbang pesawat CN235-220 dari Bandung ke Jakarta menggunakan bahan bakar nabati bioavtur 2,4% juga jadi kabar baik.

"Hasilnya cukup memuaskan sehingga kita harus bisa meningkatkan. Jadi ada sektor baru yang akan kita kembangkan dengan memanfaatkan keunggulan alam kita apakah bioavtur kita akan bisa masuk pasar internasional," jelasnya.

Saat ini Kementerian ESDM bersama pihak terkait tengah menyusun rencana strategi pengembangan B40 dengan menerapkan bahan bakar hijau.

Beberapa strategi yang dilakukan untuk mencapai pengembangan BBN antara lain pengembangan green diesel melalui co-processing di kilang Pertamina RU II Dumai yang diperkirakan masuk pada tahun 2022. 

Baca Juga: Pasar Kendaraan Listrik Diprediksi Lebih Bergairah Tahun 2022

Selanjutnya, pengembangan green diesel melalui Pertamina standalone diperkirakan masuk pada tahun 2022 melalui revamping tahap I dan 2023 revamping tahap II pada kilang Pertamina unit TDHT RU IV Cilacap serta unit green refinery standalone RU III Plaju pada tahun 2024.

"Saat ini sedang disiapkan percobaan pilot demonstration plan yang terus dicoba di Bandung. Ini nanti akan menghasilkan unit-unit kecil yang diharapkan bisa dipakai di daerah-daerah tersebut," ungkapnya.

Selanjutnya, pengembangan bioavtur untuk pengembangan komersial dan katalis merah putih mulai digunakan pada 2022.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI