Dampak Permintaan Tinggi, Harga Referensi CPO Naik Pada Desember 2021

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 01 Desember 2021 | 07:05 WIB
Dampak Permintaan Tinggi, Harga Referensi CPO Naik Pada Desember 2021
Biji kelapa sawit yang telah disortir di Desa Rantau Sakti, Rokan Hulu, Riau, Selasa (16/9). [Antara/Wahyu Putro A]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga referensi produk crude palm oil (CPO) sesuai penetapan bea keluar (BK) periode Desember 2021 adalah US$1.365,99/MT yang berarti naik US$82,61 atau 6,44 persen dari periode November 2021, di angka US$1.283,38/MT.

Keputusan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68 Tahun 2021 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.

"Saat ini harga referensi CPO telah jauh melampaui threshold US$750/MT. Untuk itu, pemerintah mengenakan BK CPO sebesar US$200/MT untuk periode Desember 2021," kata Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Indrasari Wisnu Wardhana, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (30/11/2021).

BK CPO Desember 2021 merujuk pada Kolom 12 Lampiran I Huruf C Peraturan Menteri Keuangan No. 166/PMK.010/2020 sebesar US$200/MT. Nilai tersebut tidak berubah dari BK CPO untuk periode November 2021.

Baca Juga: Menteri Perdagangan Beberkan Alasan Harga Minyak Goreng Naik

Mengutip Warta Ekonomi, harga referensi biji kakao pada Desember 2021 sebesar US$2.527,31/MT menurun 4,35 persen atau US$114,81 dari bulan sebelumnya, yaitu US$2.642,12/MT.

Hal ini memberi dampak pada penurunan HPE biji kakao pada Desember 2021 pada angka US$2.239/MT, menurun sebesar 4,76 persen atau US$111,85 dari periode sebelumnya, yaitu sebesar US$2.351/MT.

Sejumlah faktor turut mempengaruhi kenaikan harga CPO, diantaranya tingginya permintaan CPO dan meningkatnya konsumsi setelah pemulihan ekonomi Tiongkok dan peningkatan harga minyak bumi sehingga terjadi peralihan ke biofuel. 

Selain itu, Malaysia sebagai negara produsen kedua terbesar CPO mengalami penurunan produksi yang cukup signifikan akibat kurangnya tenaga kerja terutama pemanen.

Sementara itu, penurunan harga referensi dan HPE biji kakao dipengaruhi peningkatan produksi kakao dan menguatnya kurs dolar terhadap poundsterling. Namun demikian, peningkatan ini tidak berdampak pada BK biji kakao, yaitu tetap 5 persen. Hal tersebut tercantum pada Kolom 2 Lampiran I Huruf B Peraturan Menteri Keuangan No. 166/PMK.010/2020.

Baca Juga: Mendukung Pemberdayaan Perkebunan Sawit Rakyat

Untuk HPE produk kayu, terdapat beberapa jenis kayu yang mengalami perubahan dari bulan sebelumnya. Sementara, HPE produk kulit tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya. Begitu pula untuk BK komoditas produk kayu dan produk kulit. BK produk kayu dan produk kulit tercantum pada Lampiran II Huruf A Peraturan Menteri Keuangan No.166/PMK.010/2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI