Suara.com - Dalam dunia bisnis, profit adalah keuntungan dari penjualan sebuah produk. Profit adalah keuntungan yang terealisasi setelah pendapatan dikurangi dengan semua pengeluaran beban produksi termasuk kewajiban pajak.
Laba bersih dari seorang pengusaha inilah yang nantinya disebut dengan profit. Pofit juga menjadi tolok ukur utama apakah sebuah bisnis dinyatakan berhasil atau gagal.
Cara Menghitung Profit
Sebelum sampai pada total profit yang didapatkan dari sebuah usaha, terlebih dahulu kita perlu mengetahui perbedaan laba kotor dan laba bersih. Profit merupakan laba yang didapatkan perusahaan setelah mengurangi pendapatan dengan seluruh biaya untuk menghasilkan pendapatan tersebut.
Baca Juga: Jaring Merah Misterius Terjerat di Pepohonan di Hutan Bikin Bingung, Laba-laba Mutan?
Tingkat profit juga bergantung pada jumlah pelanggan, penjualan fisik, dan staf yang bekerja untuk mendukung sebuah produksi.
Laba kotor dihitung dengan mengurangkan total penjualan dengan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan merupakan total dari semua pengeluaran langsung yang terjadi dalam sebuah proses produksi, terutama untuk membeli bahan baku.
Setelah mendapatkan laba kotor, pengusaha bisa menghitung laba bersih dengan mengurangkan laba kotor yang telah didapatkan di proses pertama tadi dengan semua biaya operasional dan tidak langsung lainnya. Komponen biaya operasional dan biaya tidak langsung adalah biaya listrik, internet, dan sewa gedung.
Profit biasanya diambil perusahaan lewat laba bersihnya. Manajemen perusahaan akan menjadikan profit untuk menilai kinerja serta menentukan kebijakan agar keuntungan terus naik.
Sementara para kreditor atau pemberi pinjaman akan menjadikan profit sebagai acuan apakah sebuah perusahaan layak diberi pinjaman dan menghitung keuntungan dari investasi yang ditanamkan.
Baca Juga: Honda, Volkswagen, General Motors, dan Ford Turun Laba Akibat Chip
Kendati begitu, ada banyak cara bisa dilakukan untuk menaikkan profit. Pertama lakukan analisis terhadap margin antara laba kotor dan laba bersih. Jika dimungkinkan, pengusaha bisa memperlebar jarak keduanya agar profit meningkat. Jika tidak bisa, maka pilihan lain adalah dengan menaikkan harga.
Namun, menaikkan harga jual bukanlah keputusan sembarangan. Beragam aspek perlu dipertimbangkan seperti keadaan pasar dan harga kompetitor di industri yang sama agar perusahaan tidak mengalami penurunan penjualan. Biasanya, untuk mengambil keputusan ini, para pengusaha akan memulainya dngan survei pasar.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni