Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 akan kembali ke jalur positif di angka 3,5 persen hingga 4 persen dibandingkan tahun lalu yang tumbuh minus 2,07 persen.
Keoptimisan ini di tengah ancaman meningkatnya kasus virus corona melalui varian omicron.
"Saat ini seluruh negara di dunia masih berusaha mengatasi kelanjutan mutasi Covid-19 termasuk yang terbaru ini (omicron)," kata Sri Mulyani dalam acara 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021, Selasa (30/11/2021).
Sri mulyani mengungkapkan kondisi perekonomian tahun 2021 secara menyeluruh sudah sangat baik meski dihantam 2 kali puncak penyebaran virus corona pada kuartal I dan III.
Baca Juga: Ancaman Varian Omicron, Wagub DKI Minta Pusat Lakukan Pencegahan di Pintu Masuk Indonesia
"Kita harap pemulihan ekonomi di Indonesia berlanjut di kuartal IV tahun ini sehingga kita memperkirakan growth economy tahun ini berada diantara 3,5-4,0 persen," katanya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut bahwa pemerintah sangat belajar dari 2 kasus puncak penularan virus corona tersebut, sehingga sangat berhati-hati dalam mengambil sebuah kebijakan terkait pengendalian pandemi.
"Kuartal I yang kita lihat naiknya kasus akibat libur natal dan tahun baru serta kedua akibat varian delta Juli-Agustus. Dengan itu Indonesia tentu akan terus optimis terhadap pemulihan ekonomi," katanya.
Sebelumnya Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita November 2021 mengatakan bahwa perekonomian Indonesia terus menunjukan perbaikan yang cukup solid.
Dijelaskan indikator konsumsi dan produksi terkini menunjukkan penguatan yang solid seiring pengendalian pandemi Covid-19 yang membaik di Indonesia. Optimisme konsumen terus menguat tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 113,4 atau tumbuh 43,5 persen karena dipengaruhi oleh membaiknya aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat.
Baca Juga: Legislator Usul Kemenhub Sediakan Fasilitas Karantina Cegah Virus Baru Omicron
Indeks penjualan ritel juga diperkirakan membaik pada Oktober, sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat. Sementara itu, indeks nilai belanja Mandiri pada akhir Oktober tercatat sebesar 115,2 atau menguat 15 persen diatas level pra pandemi.
Pada sisi produksi, PMI manufaktur Indonesia pada Oktober 2021 kembali mencatatkan rekor yaitu 57,2. Impor bahan baku dan barang modal yang tumbuh sangat tinggi sebesar 55,8 persen dan 29,4 persen menunjukkan adanya aktivitas produksi domestik yang terjaga.
Pertumbuhan konsumsi listrik secara year on year juga tetap menunjukkan level positif pada Oktober utamanya pada sektor bisnis dan industri.
“Kita harus menjaga agar mobilitas masyarakat kita yang mulai baik, PMI yang membaik, dan konsumen confidence nya membaik ini tidak disertai kenaikan Covid sehingga kita tetap bisa menjaga pemulihan ini,” katanya.
Dia berharap di kuartal keempat APBN bisa dilaksanakan secara optimal, terutama dari sisi belanja baik itu belanja Kementerian/Lembaga maupun belanja dari pemerintah daerah yang masih sangat besar sekali. Menkeu mendorong agar belanja negara ini dapat dieksekusi dengan optimal pada bulan-bulan terakhir ini.