Kekhawatiran Omicron Mereda, Kilau Emas Ikut Meredup

Selasa, 30 November 2021 | 08:05 WIB
Kekhawatiran Omicron Mereda, Kilau Emas Ikut Meredup
Ilustrasi emas batang [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Senin, melanjutkan penurunan dari pekan sebelumnya.

Pelemahan ini dikarenakan dolar menguat dan sentimen risiko pulih dengan pasar menimbang seberapa parah dampak ekonomi dari varian baru virus corona yakni omicron.

Mengutip CNBC, Selasa (30/11/2021) harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD1.784,80 per ounce. Pekan lalu, emas spot ditutup anjlok 2,9 persen penurunan mingguan terbesar sejak Juni.

Sementara, emas berjangka Amerika Serikat menetap 0,2 persen lebih rendah menjadi USD1.782,30 per ounce.

Baca Juga: Varian Omicron Ancam Pemulihan Ekonomi Amerika Serikat

Suasana tenang kembali ke pasar dunia setelah aksi jual pekan lalu yang dipicu penemuan varian baru tersebut, yang mendorong beberapa negara untuk memperketat kontrol perbatasan.

Dengan investor yang mencoba mencerna berita tentang varian Covid-19 yang baru itu, "kenyataan situasinya, dengan ekuitas yang bangkit kembali saat ini dan emas mendatar, adalah orang-orang menuju aset berisiko," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.

Prospek suku bunga yang lebih tinggi, yang mengangkat opportunity cost memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil itu, telah membebani emas, dan pasar melacak garis waktu Federal Reserve untuk memperketat kebijakan.

Kemungkinan menimbulkan hambatan tambahan bagi emas, dolar menguat, membuat logam kuning itu lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sementara imbal hasil US Treasury naik.

Sementara Harga logam lainnya, perak di pasar spot merosot 1,3 persen menjadi USD22,84 per ounce. Di antara logam autocatalyst, platinum melesat 1,2 persen menjadi USD965 per ounce dan paladium melambung 2,7 persen menjadi USD1.795,69 per ounce.

Baca Juga: Kekhawatiran Omicron Mereda, Harga Minyak Dunia Kembali ke Jalur Kenaikan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI