Menkeu Sri Mulyani: Ekonomi RI Waspadai Meroketnya Inflasi Negara Maju

Senin, 29 November 2021 | 17:34 WIB
Menkeu Sri Mulyani: Ekonomi RI Waspadai Meroketnya Inflasi Negara Maju
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menkeu Sri Mulyani: Ekonomi RI Waspadai Meroketnya Inflasi Negara Maju.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa perekonomian Indonesia akan mewaspadai meroketnya kenaikan inflasi disejumlah negara maju seperti Amerika Serikat (AS). Kondisi ini pun, kata Sri Mulyani juga menjadi perhatian serius Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Hal yang perlu diwaspadai peningkatan inflasi, pada production price indicator di Amerika, Eropa, dan China maupun dari sisi kemungkinan transmisi ini ke harga konsumen dan tingkatkan tekanan inflasi," kata Sri Mulyani seusai rapat di Istana Negara, Senin (29/11/2021).

Dengan naiknya laju inflasi ini, menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini akan memengaruhi kebijakan pengambilan keputusan penetapan suku bunga acuan negara tersebut.

"Ini akan dampak kebijakan moneter negara maju seperti yang disampaikan terjadinya tapering," katanya.

Baca Juga: Virus Baru Varian Omicron Bikin Sri Mulyani Was-was

Sehingga kata dia pemerintah akan sangat mewaspadai setiap perkembangan ekonomi global, mengingat saat ini juga ekonomi nasional sedang berusaha menjaga stabilitas pasar keuangan yang kini mulai kondusif.

"Di lihat dari spread SBN Indonesia dengan yield USD treasury makin turun, yang menggambarkan confident terhadap surat berharga negara yang cukup kuat. Demikian juga partisipasi dari pembelian domestik SBN yang terutama didukung perbankan maupun lembaga keuangan bukan bank," katanya.

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah masih mengandalkan APBN untuk melakukan pemulihan-pemulihan ekonomi dalam negeri.

"Dan ini terlihat dari pertama ekonomi yang kuat dibandingkan peer group kita di ASEAN maupun di G20 dan di sisi lain defisit APBN kita yang relatif kecil serta level utang publik terhadap GDP yang rendah dibandingkan peer group baik di G20 maupun di ASEAN 6."  

Baca Juga: Pemerintah Akan Gunakan Aset di Jakarta Untuk Dukung Proyek Ibu Kota Baru

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI