Suara.com - Aksi diskon bertajuk Black Friday menumbuhkan penjualan toko dan online di Amerika Serikat. Meski kenaikannya tidak signifikan, tetapi beberapa produk laris pada masa diskon tersebut.
Dalam Black Friday, produk pakaian, elektronik, dan barang-barang lainnya laris manis dalam aksi diskon tersebut. Menurut ET dari Mastercard, penjualan pada Black Friday meningkat 29,8% dari tahun lalu.
Sedangkan, penjualan e-commerce tumbuh 10,6% dari tahun lalu, sementara penjualan di dalam toko meningkat 42,9%.
"Pengeluaran ritel telah meningkat sepanjang hari dan itu menunjukkan kekuatan konsumen. Kami mengantisipasi musim liburan yang positif jauh melampaui Black Friday," ujar kata Steve Sadove, penasihat senior Mastercard seperti dikutip CNN, Senin (29/11/2021).
Baca Juga: Kocak! Kirim Paket Belanja Online ke Pelosok, Penerima Paket Dipanggil Pakai Toa Masjid
Selama Black Friday itu jugap enjualan pakaian meningkat 86,4% dari tahun lalu. Peningkatan ini imbas banyaknya pembeli yang sering di rumah dan membutuhkan pakaian baru.
Sementara, penjualan online pada Black Friday melonjak 85% pada tahun 2020 dari tahun sebelumnya, tetapi penjualan keseluruhan turun 16,1%.
Di sisi lain, Federasi Ritel Nasional memperkirakan, penjualan ritel pada bulan November dan Desember akan tumbuh antara 8,5% dan 10,5% dibandingkan dengan musim liburan 2020, ke rekor sebesar USD 859 miliar. Angka tersebut tidak termasuk penjualan dealer mobil, pompa bensin dan restoran.
Pertumbuhan ini didorong dari pemberian stimulus federal untuk rumah tangga dan keluarga sejak awal pandemi, sehingga meningkatkan tingkat tabungan, dan kenaikan upah.
Baca Juga: Tokopedia atau Shopee, Siapa Jawara E-Commerce di Indonesia Tahun 2021?