Suara.com - Harga emas menguat pada perdagangan akhir pekan lalu seiring kekhwatiran terhadap pemulihan ekonomi global yang terpukul akibat penyebaran varian baru virus covid omicron.
Varian baru tersebut teridentifikasi di Afrika Selatan, mendorong investor berburu aset aman berupa emas batangan.
Mengutip CNBC, Senin (29/11/2021) emas di pasar spot melonjak 0,9 persen menjadi USD1.805,26 per ounce. Sedangkan emas di pasar berjangka AS naik 1,2 persen menjadi USD1,805,20.
Varian baru virus corona yang menyebar di Afrika Selatan mungkin menghindari respons kekebalan dan telah mendorong Inggris dan Uni Eropa untuk menghentikan perjalanan dari negara Afrika.
Baca Juga: Imbas Ancaman Varian Omicron, Harga Minyak Dunia Langsung Memburuk
"Pasar khawatir varian baru ini dapat membebani ekonomi lebih kuat daripada varian Delta yang ditemukan setahun lalu dan ini telah mendorong beberapa permintaan safe-haven untuk emas," kata analis Quantitative Commodity Research (QCR) Peter Fertig.
Pelemahan indeks dolar AS sebesar 0,4 persen membantu penguatan harga emas. Indeks dolar AS jatuh dari posisi tertinggi 16 bulan terakhir pada awal pekan ini.
Lengsernya dolar AS mengurangi biaya memiliki emas bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Namun, pada basis mingguan, logam sedang menuju minggu terburuk sejak 6 Agustus di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Fed dapat mengurangi pembelian asetnya dan menaikkan suku bunga dengan akselerasi yang lebih cepat.
Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan biaya peluang emas tanpa bunga.
Baca Juga: Afrika Selatan Protes Larangan Perjalanan Gegara Varian Baru COVID-19
Michael Langford, analis AirGuide, memperkirakan emas akan turun lebih jauh karena peluang Fed yang lebih tinggi untuk bertahan pada jadwal pengurangan stimulusnya.
Sementara itu platinum turun 2,3 persen menjadi USD972,67 dan paladium turun 2,6 persen menjadi USD1,812,28. Perak turun 0,5 persen pada USD23,45 per ounce.