Afrika Selatan Protes Larangan Perjalanan Gegara Varian Baru COVID-19

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 29 November 2021 | 06:50 WIB
Afrika Selatan Protes Larangan Perjalanan Gegara Varian Baru COVID-19
Situasi terminal domestik bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (3/11/2021). Foto : Ist
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Afrika Selatan pada Jumat (26/11/2021) memprotes kebijakan sejumlah negara yang melarang perjalanan dari beberapa negara di Afrika akibat adanya temuan varian COVID-19 baru-baru ini.

Sebelumnya, Inggris melarang penerbangan dari sejumlah negara di Benua Afrika bagian selatan dan beberapa negara memberlakukan aturan serupa setelahnya.

Berkaitan dengan ini, Menteri Kesehatan Joe Phaahla pada konferensi pers mengatakan bahwa Afrika Selatan bertindak secara terbuka dan larangan perjalanan menerobos norma dan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mengelar rapat darurat soal varian tersebut.

Sejauh ini, ilmuwan baru menemukan varian B11529 di sejumlah negara diantaranya  Afsel kemudian di Botswana, Hong Kong dan Israel.

Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 28 November: Positif 51, Sembuh 52, Meninggal 0

Namun, mereka khawatir dengan banyaknya mutasi yang dapat membantu virus menghindari respons imun tubuh dan membuatnya lebih menular.

Menurut kementerian luar negeri, Afrika Selatan akan berbicara dengan Inggris untuk membujuk mereka agar mempertimbangkan larangan tersebut. Presiden Cyril Ramaphosa juga akan mengelar rapat dewan penasihat pada Minggu untuk memperhitungkan bukti tentang varian tersebut.

"Kerugian yang akan dialami oleh industri pariwisata dan bisnis dari kedua negara segera menjadi kekhawatiran kami," kata Menteri Luar Negeri Afsel Naledi Pandor.

Sementara itu, salah satu ahli epidemiologi terkemuka Afsel, Salim Abdool Karim, mengatakan bahwa varian baru itu "penting dihadapi secara global", merujuk pada varian Delta yang telah menyebar ke 53 negara dalam waktu tiga pekan setelah ditemukan.

"Jadi, penutupan perbatasan tidak terlalu membantu. Kami mesti menemukan solusi untuk varian ini bersama-sama. Dan bagian dari solusi itu adalah tidak bertindak berlebihan," katanya kepada Reuters via Antara.

Baca Juga: Epidemiolog UI Setuju Pintu Masuk Dari 11 Negara Ditutup Cegah Varian Omicron

Ia juga menyebutkan bahwa larangan perjalanan oleh Inggris sebagai "reaksi panik" dapat dipahami.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI