Suara.com - Saham kepemilikan Bandara Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara yang dimiliki PT Angkasa Pura II resmi dilepas pada perusahaan asing asal india, GMR Airport Internasional.
Menanggapi hal ini, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut, berkat penjualan yang dilakukan oleh anak usaha PT Angkasa Pura II tersebut, negara tetap untung.
"Angkasa Pura II mendapatkan dua keuntungan, yaitu dana sebesar 1,58 triliun dari GMR serta ada pembangunan dan pengembangan Kualanamu sebesar Rp56 triliun dengan tahap pertama sebesar Rp3 triliun," ujarnya.
Arya menjelaskan, aksi melepas 49 persen saham itu membuat perseroan tidak perlu mengeluarkan uang sebesar Rp58 triliun untuk pengembangan Bandara Kualanamu, karena proyek pembangunan bandara justru ditanggung oleh mitra.
Baca Juga: Pekerja di Bandara Ngurah Rai Bali Berikutnya Dilarang Bertato Dan Bertindik
Menurutnya, dana sebesar Rp1,58 triliun bisa dipakai oleh Angkasa Pura II untuk pengembangan dan pembangunan bandara baru di Indonesia.
"Ini namanya memberdayakan aset tanpa kehilangan aset, bahkan asetnya membesar berkali-kali lipat," jelasnya.
Angkasa Pura II bersama GMR membentuk perusahaan patungan bernama PT Angkasa Pura Aviasi untuk mengelola dan mengenal Bandara Internasional Kualanamu.
Angkasa Pura II sendiri jadi pemilik mayoritas dengan menguasai 51 saham di Angkasa Pura Aviasi, sedangkan GMR memegang 49 persen saham.
Kerja sama ini akan mengelola Kualanamu selama 25 tahun dan semua biaya pembangunan ditanggung dengan sistem build of take (BOT). Setelah 25 tahun, aset itu akan dikembalikan kepada Angkasa Pura II.
Baca Juga: Sekuriti Bandara Ngurah Rai Bali Terancam Kehilangan Pekerjaan Karena Tato Dan Tindik
"Jadi aset tersebut tetap milik Angkasa Pura II bukan dijual asetnya, jadi keliru kalau mengatakan terjadi penjualan aset," pungkas Arya.