Suara.com - Indonesia Property Watch (IPW) melaporkan tren penjualan perumahan pada kuartal III 2021 di wilayah Jabodetabek-Banten mengalami kenaikan cukup tinggi sebesar 53,5 persen dibanding kuartal sebelumnya.
CEO IPW Ali Tranghanda memaparkan, hingga kuartal III 2021 pasar perumahan terfokus pada segmen menengah-atas.
Penjualan rumah tertinggi di segmen tersebut ada di wilayah Tangerang dan sekitarnya dengan rata-rata sebesar 66,9 persen dari jumlah pasar.
"Segmentasi pasar terus bergeser ke segmen menengah sampai atas. Peningkatan penjualan cukup tinggi di segmen Rp 1 miliar ke atas," ujar Ali dalam keterangannya, Kamis (25/11/2021).
Baca Juga: Dorong Bisnis Properti Tumbuh 10 Persen, REI Sumsel: 85 Persen Developer Bangun Rumah MBR
Selanjutnya, minat masyarakat terhadap properti tidak pernah surut meski di masa pandemi. Di kuartal III 2021 pertumbuhan nilai penjualan properti mengalami peningkatan 53,5 persen.
Rumah tapak masih mendominasi pilihan para end-user karena selain sebagai tempat tinggal dan tempat berbisnis, rumah tapak juga merupakan instrumen investasi.
Sementara, CEO PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) John Riady menyebut rumah merupakan kebutuhan yang riil. Saat ini konsumen sudah memiliki purchase power maka terjadilah demand pasar lebih tinggi dibandingkan unit yang tersedia.
Dengan pendapatan per kapita Indonesia sekitar USD 3.900 dan suku bunga perbankan cenderung turun menjadikan affordability masyarakat meningkat.
"Kami sebagai pengembang harus inovatif untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang sangat besar. Dari 80 juta rumah tangga di Indonesia dalam 10 tahun ke depan akan naik 20% berarti akan tercipta pasar 16 juta rumah tangga. Katakanlah, sebanyak 50 persen merupakan pasar rumah bersubsidi, sisa 50% adalah segmen rumah menengah Rp1 miliar ke atas. LPKR saja baru dapat menyediakan sekitar 3.000-an unit rumah per tahun," kata dia.
Baca Juga: Pendapatan Ambles, Bisnis Properti Bakrie Rugi Belasan Miliar
Menurut survei internal LPKR, kalangan milenial yang sangat tertarik untuk membeli rumah harga di bawah Rp 2 miliar.
Bagi kalangan milenial, properti sudah seperti dunia fashion yang kini bukan selalu mengenai brand atau mahal, namun juga keterjangkauan serta functionality terbaik.
"Melihat pangsa pasar milenial yang sangat besar hingga 60 persen, kami sangat paham bahwa dalam 10-20 tahun ke depan, properti akan menjadi the best investment," katanya.