Suara.com - Harga emas dunia anjlok sekitar 1 persen ke level terendah hampir tiga minggu pada perdagangan Selasa, karena pencalonan kembali Chairman Federal Reserve Jerome Powell memicu spekulasi kenaikan suku bunga lebih cepat, memperkuat dolar dan imbal hasil US Treasury.
Mengutip CNBC, Rabu (24/11/2021) harga emas di pasar spot turun 0,9 persen menjadi USD1.788,51 per ounce. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup merosot 1,3 persen menjadi USD1.783,8 per ounce.
Terperangkap dalam penurunan emas, perak spot merosot 2,8 persen menjadi USD23,49 per ounce, platinum jatuh 4,7 persen menjadi USD964,42 per ounce dan paladium melorot 4,5 persen menjadi USD1.865,68 per ounce.
Membuat emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya, Indeks Dolar (Indeks DXY) relatif stabil, sementara imbal hasil US Treasury menguat.
Baca Juga: Pura Pura Jajan, Pencuri Gasak Tas Berisi Emas Puluhan Juta Milik Pedagang Mie Ayam
"Emas mengalami panic selling selama 48 jam terakhir dan saya akan menyalahkan sebagian besar dari pelemahan itu karena kenaikan imbal hasil US Treasury 10-tahun. Ketika kurva imbal hasil semakin curam, emas berjangka tidak merespons dengan baik," kata Phillip Streible, Chief Market Strategist Blue Line Futures di Chicago.
Investor berspekulasi Powell akan meningkatkan kecepatan saat bank sentral menormalkan kebijakan moneter untuk mengatasi lonjakan harga konsumen.
Powell dan Menteri Keuangan Janet Yellen akan muncul di hadapan Komite Perbankan Senat pekan depan.
Harga emas jatuh hampir USD100 sejak mencapai level tertinggi lima bulan di USD1.876,90 per ounce minggu lalu.
Namun, Ross Norman, analis independen, mengatakan "terlalu dini untuk meninggalkan emas."
Baca Juga: Daftar Harga Emas Antam dan SBS Hari Ini