Jangan Hanya Jadi Penonton, RI Butuh Akselerasi Pengembangan Mobil Listrik

Selasa, 23 November 2021 | 20:44 WIB
Jangan Hanya Jadi Penonton, RI Butuh Akselerasi Pengembangan Mobil Listrik
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menkes Budi Gunadi Sadikin saat mengunjungi pabrik Wuling di Karawang, Jawa Barat, Kamis (30/9/2021). [ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia perlu melakukan akselerasi ekosistem kendaraan listrik mengingat cepatnya pengembangan yang dilakukan oleh negara lain di regional.

Salah satu negara di Asia Tenggara yang cukup agresif adalah Vietnam. Negeri Paman Ho itu telah memproduksi mobil nasional (mobnas) bertenaga listrik VinFast dengan total investasi USD 5,4 miliar dan siap dipasarkan di Indonesia.

Sementara itu, Indonesia sejauh ini masih belum mampu menunjukkan tajinya di sektor pengembangan kendaraan listrik.

Pengamat otomotif Bebin Djuana mengatakan, pemerintah perlu mewaspadai progres pengembangan mobil listrik oleh negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga: Sampai Oktober 2021, Sebesar Ini Konsumsi Mobil Listrik Indonesia

“Saat ini tidak ada yang perlu ragu lagi dalam mengembangkan kendaraan listrik ditanah air, karena pemerintah sudah sangat jelas membuat roadmap industri ini. Kalau tidak agresif Indonesia bisa tertinggal. Padahal kita memiliki pasokan bahan baku baterai mobil listrik yang melimpah," kata Bebin saat dihubungi,  Selasa (23/11/2021).

Menurutnya, kendaraan listrik merupakan kendaraan masa depan.

“Dan saya pikir akan menjadi sebuah peluang baru bagi industri otomotif Indonesia. Pemerintah juga mesti aktif mengajak pihak swasta dalam mengembangkan kendaraan listrik ditanah air, sehingga ekosistem saling terhubung,” ujarnya.

Aksi yang dibutuhkan saat ini, kata dia, adalah dengan mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik mulai dari hulu hingga hilir. Termasuk di dalamnya, menyediakan industri komponen penunjang, terutama baterai.

Dia menambahkan, pemerintah juga perlu menyusun skenario untuk mengimbangi penetrasi pasar oleh Vietnam tersebut.

Baca Juga: Indonesia Berpotensi Besar Menjadi Pemain Global di Industri Electric Vehicle

Salah satunya adalah dengan membuka bisnis penyewaan baterai untuk menunjang eksistensi lalu lintas mobil listrik.

“Saat ini sejumlah negara sudah mulai serius untuk menanamkan investasi di sektor kendaraan listrik, seperti Korea melalui Hyundai. Dia sangat aktif dan justru menjadi perintis memproduksi mobil listrik di tanah air. Dan saya melihat itu menjadi trigger,” katanya.

Pemicu itu, katanya,  buat pemain-pemain lama yang sudah malang melintang dalam industri otomotif di Indonesia seperti merek-merek dari negeri Sakura.

“Korea sudah lompat ke listrik, tapi Jepang justru ingin mengembangkan mobil hybrid yang bagus. Dan saya pikir pada tahun depan akan semakin banyak lagi pemain mobil listrik yang bakal masuk Indonesia, karena kita jelas punya daya tarik yang sudah mendunia.” katanya.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI