Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2021 bisa tembus diangka 5 persen hingga 6 persen.
Keoptimisan tersebut dilandasi makin baiknya kondisi perekonomian dalam negeri imbas menurunya kasus penularan Virus Covid-19.
"Kita berharap pemulihan ekonomi dalam jangka menengah akan terus berjalan, mencapai kepada level 5 persen bahkan di atas 6 persen, sehingga kita bisa mencapai tujuan pembangunan yang tertunda akibat Covid-19," kata Sri Mulyani dalam sebuah webinar, Selasa (23/11/2021).
Sejumlah indikator perbaikan ekonomi diklaim Sri Mulyani mulai pulih, seperti halnya penerimaan pajak yang tumbuh 15,3 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Upaya Pemulihan Ekonomi Pemerintah Pusat dan Daerah Tak Sinkron
"Dibandingkan Oktober tahun lalu, pendapatan negara anjlok 15,3 persen di mana penerimaan pajak Rp 826,9 triliun, sementara tahun ini penerimaan pajak sudah naik ke angka Rp 953,6 triliun atau naik 15,3 persen," paparnya.
Sementara dari penerimaan bea dan cukai, juga mengalami peningkatan dibandingkan Oktober tahun lalu, di mana sampai saat ini pundi-pundi penerimaan bea cuka telah mencapai Rp 205,8 triliun.
Sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun lalu Rp 278 triliun hingga untuk tahun ini sebanyak Rp 349,2 triliun atau tumbuh di atas 25 persen.
"Jadi kalau kita lihat 2021 pendapatan negara cerita mengenai pemulihan ekonomi recovery dan rebound. Namun pekerjaan sudah selesai, kita masih sedang dalam pemulihan ekonomi," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan jika ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 4 persen, maka pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 harus mencapai 5,5 persen hingga 5,6 persen.
Baca Juga: Sri Mulyani Kesal Serapan APBD Masih Rendah
Hal tersebut dikatakan Airlangga dalam webinar Economic Outlook 2022, Senin (22/11/2021).
"Kalau kita mau tumbuh di angka 4 persen maka di kuartal IV kita harus pacu 5,5-6 persen," kata Airlangga.
Airlangga menekankan, target pertumbuhan ekonomi tidaklah terlalu tinggi, melainkan berpotensi dicapai karena positifnya beberapa indikator pertumbuhan ekonomi.
Semisal, indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencetak rekor baru yang berada di posisi 57,2 Oktober 2021.
Selain itu dari sisi lain, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) katanya sudah di zona optimis, yaitu di level 113,4 pada Oktober 2021.
Tak hanya itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari berbagai lembaga internasional juga semakin membaik.
Diantaranya OECD memperkirakan pada 2021 ekonomi global di level 5,7 persen, IMF 5,9 persen dan World Bank 5,6 persen.
Sementara itu, untuk 2022 diperkirakan OECD tumbuh di level 4,5 persen, IMF 4,9 persen dan World Bank 4,3 persen. Sedangkan Indonesia diperkirakan Airlangga di level 5,2 persen.
"Dan kita perkirakan bahwa di tahun ini kita bisa capai 4 persen maka tahun depan kita optimis bisa memacu di 5,2 persen," katanya.