Akui Kinerja Ekspor Masih Mirip Zaman VOC, Menteri Bahlil: Itulah Kenapa Kita Lawan

Selasa, 23 November 2021 | 16:54 WIB
Akui Kinerja Ekspor Masih Mirip Zaman VOC, Menteri Bahlil: Itulah Kenapa Kita Lawan
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. [SuaraSulsel.id / Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut kinerja ekspor Indonesia saat ini dengan zaman penjajah VOC tidak jauh berbeda. Pasalnya, sejak zaman VOC hingga saat ini Indonesia gemar mengekspor bahan baku. 

Menurut Bahlil, Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam atau bahan baku. Hanya saja, saat ini industri untuk mengolah sumber daya alam tersebut belum ada. 

"Kita kirim bahan baku terus. Kita ada masa keemasan kayu, tapi apakah ada 1 perusahaan yang masuk 10 besar perusahaan kayu mebel? Enggak ada. Kita ada tembaga, freeport newmount, di mana kita ada hilirisasi, nggak ada. Sekarang baru kita bangun," ujar Bahlil dalam economi outlook, Selasa (23/11/2021).

Maka dari itu, Mantan Ketua Umum HIPMI menuturkan, Indonesia tidak mau kehilangan momentum banyak sumber daya alam ini dengan mulai membangun industri hilirisasi industri. Pemerintah, lanjut Bahlil, memulai hilirisasi industri di sektor nikel dengan membangun pabrik lithium baterai. 

Baca Juga: Ekspor Minyak Kelapa Sawit Sumut Tembus Rp 12,5 Triliun

"Baterai bahan Baku nikel, cobalt, mangan, lithium. Kita ada cobalt, mangan, dan nikel, tapi kita enggak ada lithium harus impor dari Australia," ucap dia.

Dalam hal ini, Bahlil mengungkapkan, Indonesia telah mendapatkan investasi dari LG dan CATL untuk membangun pabrik lithium baterai di dalam negeri. 

"Itulah kenapa kita lawan. Akhirnya apa? proses deal bisnis dengan LG USD 9,8 miliar atau Rp 142 Triliun. Kemudian CATL USD 5,2 miliar atau setara Rp 70 triliun. Rp 142 triliun investasi itu terbesar Indonesia setelah pasca reformasi, belum pernah ada," pungkas Bahlil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI