KLHK Pupuk Kecintaan Publik pada Alam dan Budaya Nusantara Melalui Peringatan HKAN

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 23 November 2021 | 11:21 WIB
KLHK Pupuk Kecintaan Publik pada Alam dan Budaya Nusantara Melalui Peringatan HKAN
Puncak peringatan HKAN Tahun 2021 mengusung tema“Bhavana Satya Alam Budaya Nusantara: Memupuk Kecintaan pada Alam dan Budaya Nusantara".
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bhavana Satya Alam Budaya Nusantara: Memupuk Kecintaan pada Alam dan Budaya Nusantara diangkat jadi tema peringatan HKAN Tahun 2021.

Tema ini diangkat lantaran dianggap menyuarakan strategi pengembangan pariwisata alam, yaitu menekankan pada aspek Conservation, Community and Commodity. 

Melalui pendekatan pada aspek-aspek tersebut KLHK ingin masyarakat semakin mengenal alam sekaligus cinta pada budaya yang tumbuh di sekitar kawasan wisata alam tersebut.

Hal ini terungkap dalam sambutan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno pada Pembukaan Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) tahun 2021 di Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang, Pantai Lasiana, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, (22/11). Peringatan ini akan berlangsung selama tiga  hari mulai tanggal 22 - 24 November 2021.

"Inilah saatnya masyarakat sebagai pelaku utama dalam pengelolaan konservasi dan budaya," ujar Wiratno dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal KSDAE, Suharyono.

Dengan pengembangan pariwisata alam yang mengutamakan pelibatan masyarakat lokal, KLHK berharap akan tercipta pariwisata alam yang berkualitas (quality tourism) dan berkembangnya wellness tourism.

Puncak peringatan HKAN Tahun 2021 mengusung tema“Bhavana Satya Alam Budaya Nusantara: Memupuk Kecintaan pada Alam dan Budaya Nusantara".
Puncak peringatan HKAN Tahun 2021 mengusung tema“Bhavana Satya Alam Budaya Nusantara: Memupuk Kecintaan pada Alam dan Budaya Nusantara".

Sehingga durasi tinggal (length of stay) wisatawan meningkat. Hilirisasi industri pariwisata alam yang melibatkan banyak stakeholders dan digitalisasi UMKM dalam pemasaran dan promosi pun diharapkan ikut meningkat.

Hal ini penting untuk membantu membangkitkan sektor pariwisata yang memiliki multiplier effects yang tinggi terhadap perekonomian nasional secara umum dan masyarakat setempat secara khusus, utamanya dimasa Pandemi Covid 19 yang memukul semua sektor.

"Pelibatan masyarakat adat perlu ditingkatkan, budaya dan kearifan lokal menjadi modal utama dalam mengatasi krisis akibat Pandemi Covid-19 melalui pengembangan wisata alam," imbuh Wiratno.

Baca Juga: Sekjen KLHK: COP26 Peluang Indonesia Pimpin Upaya Global Atasi Perubahan Iklim

Pengelolaan jasa lingkungan, contohnya wisata alam di kawasan konservasi, pada beberapa tempat telah terbukti memberikan multiplier effects yang cukup besar, baik bagi masyarakat maupun pemerintah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI