Menko Airlangga: Negara Berkembang Sulit Dapat Akses Vaksin Covid-19

Minggu, 21 November 2021 | 10:16 WIB
Menko Airlangga: Negara Berkembang Sulit Dapat Akses Vaksin Covid-19
Menko Airlangga Hartarto di International Conference on Humanities and Social Science (ICHSS) 2021.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa saat ini negara-negara di dunia sedang sibuk mengurusi masalah pandemi Covid-19.

Salah satu yang menjadi persoalan adalah soal ketersediaan vaksin Covid-19, menurut Airlangga negara-negara berkembang masih banyak yang kesulitan untuk mendapatkan akses vaksin ketimbang negara maju.

"Negara-negara maju telah mengelola situasi pandemi dengan lebih baik, tetapi banyak negara berkembang yang masih berjuang untuk mengakses vaksin," kata Airlangga dalam acara The Annual Global Town Hall Conference dengan tema "Managing Competition, Conflict, and Cooperation in a Pandemic World", yang diselenggarakan secara virtual oleh Foreign Policy Community of Indnesia ditulis Minggu (21/11/2021).

Menurut dia pandemi Covid-19 telah memberi kita kesempatan untuk melakukan "reset and reshape" dunia dengan cara yang lebih selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Negara-negara di seluruh dunia juga telah berkomitmen untuk mencapai SDGs pada tahun 2030.

Baca Juga: Presidensi G20, PDB Indonesia Diprediksi Meroket Rp 7,4 Triliun

The United Nations mencatat sedikitnya terdapat 48 negara yang menghadapi risiko tinggi atau sangat tinggi mengalami “lost generation” akibat berkurangnya kesempatan pendidikan, kehilangan pekerjaan, dan terkendala sistem perawatan kesehatan.

Kerja sama global dalam mencegah kondisi krisis yang berkepanjangan perlu dilakukan, khususnya dalam membantu negara-negara paling miskin dan rentan, kemitraan global dalam bentuk dukungan pendanaan, penangguhan pembayaran utang, dan akses teknologi.

Diperlukan juga mekanisme pembiayaan yang inovatif untuk menutup kesenjangan pendanaan SDGs, termasuk melalui blended finance dan sustainable private investment untuk menghidupkan kembali perekonomian dan menciptakan lapangan kerja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI