Suara.com - Investor pemula diminta lebih cermat dan berhati-hati sebelum berinvestasi di saham-saham perusahaan unicorn maupun decacorn, dan tidak asal ikut-ikutan atau FoMo.
Hal ini lantaran belakangan perusahaan rintisan unicorn dan decacorn berbasis teknologi digital semakin berpeluang akan meramaikan pasar saham Indonesia ke depannya.
"Tentunya, dengan melantainya unicorn ini, investor tidak perlu merasa fear of missing out (FOMO) dan gampang ikut-ikutan dalam mengambil keputusan investasi,” ujar Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi, Jumat (19/11/2021).
Ia mengakui, perusahaan unicorn memang memiliki daya tarik tersendiri. Namun, menurutnya, investor tidak hanya bisa menilai perusahaan berdasarkan bottom line-nya saja, tetapi dari growth-opportunity.
Baca Juga: Tak Berdaya, IHSG Kamis Sore Ditutup Melemah Ke Posisi 6.636
"Investor sebaiknya tetap mempelajari atau melakukan analisis terhadap perusahaan tersebut sebelum memutuskan untuk memiliki sahamnya," kata Hasan.
Ditambah lagi, Hasan juga membagikan beberapa tips kepada investor sebelum berinvestasi di saham-saham unicorn.
Pertama, kata dia, investor harus memperhatikan profil risiko, karena setiap produk investasi yang memiliki potensi keuntungan tinggi, akan memiliki risiko yang tinggi pula, serta tidak semua orang bisa menerima risiko investasi yang tinggi tersebut.
"Kemudian tujuan investasi, karena setiap orang memiliki tujuan investasinya masing-masing, misalnya untuk dana hari tua atau pensiun, dana pendidikan anak, dan lainnya," ujar Hasan.
Selanjutnya, investor perlu mencermati perencanaan keuangan. Menurutnya, investor harus menyisihkan dana untuk investasi dan jangan pernah menggunakan uang panas apalagi utang atau dana pinjaman untuk melakukan investasi.
Baca Juga: Banyak Sentimen Negatif, IHSG Kamis Pagi Dibuka Melemah ke Posisi 6.653
"Investor juga harus mencermati produk investasi. Setiap produk investasi pasar modal memiliki risiko dan karakteristiknya masing-masing. Sehingga, investor wajib mempelajari dan analisis produknya terlebih dahulu, tentunya berdasarkan informasi dari sumber resmi," kata Hasan.
Selain itu, BEI juga tengah mempersiapkan aturan percatatan saham yang baru yang dalam waktu dekat akan segera rilis, untuk membukakan pintu-pintu masuk baru yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai sektor industri, seperti tech-companies, centaur, unicorn, dan decacorn, dengan tetap memperhatikan kualitas perusahaan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mempersiapkan pengaturan mengenai Saham dengan Hak Suara Multiple (SHSM) dimana para pendiri perusahaan tech-companies tersebut dapat mempertahankan visi misi ke depan dalam pengembangan usaha.
"Kami juga tetap mengedepankan aspek perlindungan bagi investor, dengan pengembangan notasi khusus untuk perusahaan yang menerapkan SHSM ini," pungkas Hasan.