Suara.com - Tahun 2021 sebentar lagi akan selesai, meski begitu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan pendapatan negara mencapai 16,3 persen. Kondisi perekonomian yang mulai pulih menjadi salah satu alasannya.
"Pendapatan negara kita proyeksikan akan mencapai 16,3 persen growth-nya. Nominalnya sekitar Rp1.916 triliun. Kita akan lihat nanti, komponennya akan kita identifikasi,” kata Sri Mulyani dalam acara CEO Forum 2021 di Jakarta, Kamis (18/11/2021).
Memang dalam APBN 2021 penerimaan negara ditargetkan mencapai Rp1.743,6 triliun. Hingga Oktober 2021 kata Sri Mulyani pendapatan negara telah mencapai Rp1.510 triliun, capaian ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.277 triliun.
Sehingga kata Sri Mulyani sepanjang tahun ini realisasi pendapatan negara sudah setara 86,6 persen dari target APBN 2021 sebesar Rp1.743 triliun.
Baca Juga: Janji Sri Mulyani Tekan Tekor APBN 2022 Hingga 4,7 Persen
"Pendapatan negara berhasil pulih setelah terkontraksi 15,3 persen pada Oktober 2020,” kata dia.
Secara rinci pendapatan negara tersebut terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp953,6 triliun, kepabeanan dan cukai sebesar Rp205,8 triliun dan PNBP sebesar Rp349,2 triliun.
Penerimaan negara bukan pajak kita yang tahun lalu juga mengalami hantaman yakni kontraksi 16,3 persen, tahun ini pulih dengan pertumbuhan 25,2 persen,” kata dia.
Kementerian Keuangan mencatat, penerimaan negara bukan pajak hingga bulan lalu mencapai Rp 349,2 triliun. Angka ini sudah mencapai target sepanjang tahun ini.
Oleh sebab itu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan mengejar proyeksi pertumbuhan pendapatan negara sebesar 16,3 persen tersebut dalam dua bulan terakhir dengan memetakan komponen penunjangnya.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Paparkan Betapa Kuatnya Indonesia Dalam Industri Halal
“Tentu satu setengah bulan terakhir ini saya seperti ikut lari maraton. Ini adalah the last mile yang sangat penting,” pungkasnya.