Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, perusahaan raksasa farmasi AS akan segera investasi di Indonesia. Hal ini ia sampaikan usai diskusi bersama Pfizer dan Merck beberapa saat lalu.
"Tadi pagi saya bicara dengan Pfizer, empat hari yang lalu dengan Merck. Mereka ternyata mau masuk ke Indonesia. Selama ini mereka katakan, 'Ya kita sulit'. Maka saya dengan Pak Budi (Menteri Kesehatan) sampaikan agar mereka (Pfizer) pokoknya taruh sini saja. Kami sepakat ada berapa bidang teknologi Pfizer akan masukkan di Indonesia," ungkapnya dalam webinar yang digelar ITS secara daring di Jakarta, Rabu (17/11/2021) kemarin.
Ia lantas menyebut, sejumlah industri yang dikembangkan Pfizer di Indonesia dimulai tahun 2022.
"Kita harap mulai tahun depan akan ada industri-industri dari Pfizer lebih banyak di Indonesia," pungkasnya.
Baca Juga: Takut Kasus Covid-19 Naik, Pemerintah Berencana Ketatkan Momen Perayaan Tahun Baru
Pfizer sendiri telah hadir di Indonesia sejak 1969 silam, hingga kemudian meresmikan fasilitas pabrik pertamanya di tahun 1971.
Saat ini, Pfizer Indonesia mengoperasikan fasilitas manufaktur yang memproduksi beragam jenis obat medis guna memenuhi kebutuhan dalam negeri serta negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.
Sebelumnya, Luhut menegaskan pemerintah sangat agresif mendorong agar para produsen obat dan vaksin untuk bisa berinvestasi di Tanah Air.
"Mengenai obat ini, dan vaksin, pemerintah kita sangat agresif. Saya terlibat di dalamnya dan saya kira, pembicaraan dengan Merck dan Pfizer itu sudah sangat maju. Insya Allah kita dapat dan kita berhara bahwa itu harus ada pabriknya di dalam negeri sehingga kita tidak jadi importir saja tapi kita jadi producer (produsen)," katanya.
Sementara, Merck merupakan produsen obat Molnupiravir antivirus COVID-19. Luhut mengingatkan agar negara sebesar Indonesia tidak boleh hanya jadi importir obat-obatan.
Baca Juga: Perayaan Tahun Baru 2022 Bakal Dilarang, Luhut Tegaskan Soal Ini