Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut harga kendaraan listrik yang tinggi jadi tantangan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Ia mengaku, mahalnya mobil listrik membuat masyarakat enggan membelinya.
Dalam paparannya, berdasarkan studi Deloite, 61 persen responden Indonesia akan membeli mobil listrik jika harganya sama dengan mobil bensin. Untuk diketahui, saat ini kisaran harga mobil listrik berkisar Rp 800 jutaan.
"Mahalnya harga mobil listrik jadi tantangan kita. Makanya, kita kasih insentif-insentif supaya harganya terjangkau. Misalnya, mobil Wuling itu kita minta harganya Rp 150 juta, dan itu betul-betul dari mobil rakyat," ujar Luhut dalam webinar ITS pada Rabu (17/11/2021).
Baca Juga: Berkunjung ke GIIAS, Jokowi Pilih Jajal Mobil Listrik Dibandingkan Produk Lansiran Terbaru
Di sisi lain, Wakil Ketua KPCPEN ini juga meminta produsen mobil bisa berinvestasi membangun pabrik mobil listrik di Indonesia. Sebab, saat ini, mobil berbahan bakar bensin masih dikuasai oleh merek-merek Jepang.
"Perlu investasi komprehensif untuk ekosistem mobil listrik di indonesia, saya kira banyak yang nggak suka, misalnya satu kendaraan hanya satu merek, merek Jepang 94-96 persen. Sekarang kita nggak mau dong hanya dikontrol satu merek saja," ucap dia.
Luhut mengungkapkan, sebenarnya banyak investasi yang ingin masuk ke Indonesia. Hanya saja, banyak kendala dari oknum-oknum dalam negeri yang menghambat jalannya investasi tersebut.
"Asal kita tangani dengan tepat itu bisa, tapi saya lihat kadang-kadang orang dalam negeri yang menghambat kita, kenapa? karena kepentingan bisnis sesaat," kata Luhut.
Baca Juga: Presiden Jokowi Uji Coba Mobil Listrik Mitsubishi Minicab Miev