Suara.com - PT Danareksa Investmet Management atau DIM menargetkan pertumbuhan Dana Kelolaan sebesar 15 persen pada tahun 2022. Pada 2021, sampai kuartal III total Dana Kelolaan (AUM) DIM telah mencapai Rp 40 triliun.
Beberapa hal akan menjadi fokus utama yang akan dilakukan DIM di tahun 2022, yaitu pemasaran produk reksa dana open end dengan mengedepankan proposisi produk yang menjadi flagship DIM, pengambilan keputusan berbasis riset untuk peningkatan kualitas pengelolaan investasi, serta optimalisasi kanal ritel.
Selain itu, DIM juga akan tetap mengedepankan manajemen risiko dan kepatuhan sebagai salah satu pilar utama upaya menjaga terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik.
Direktur Utama PT Danareksa Investment Management, Marsangap P Tamba mengatakan, dana kelolaan untuk industri reksa dana mengalami penurunan di bulan Oktober 2021 sebesar 3 persen atau turun menjadi sebesar Rp554 triliun.
Baca Juga: Ekonomi Kuartal III 2021 Tumbuh 3,51 Persen, Menko Airlangga Sebut Berkat Vaksin
"Sementara DIM hanya mengalami penurunan sebesar 2 persen atau sedikit lebih baik dibandingkan penurunan kelolaan industri reksadana, dengan perolehan AUM reksadana sebesar Rp 30 triliun, yang didukung Pangsa Pasar DIM sebesar 4,8 persen - 4,9 persen," ujar Marsangap dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/11/2021).
Dalam kesempatan yang sama, Chief Investment Officer PT Danareksa Investment Management Herman Tjahjadi menuturkan, perusahaan optimis tahun 2022 fundamental ekonomi yang semakin positif. Hal ini dilihat dari pandemi covid-19 yang mulai terkendali dan statusnya kemungkinan akan menurun menjadi endemi di 2022.
"Selain itu, Para pelaku bisnis juga akan kembali melakukan investasi (capital expenditure) secara bertahap," ucap dia.
Herman melanjutkan, optimis itu juga tercermin dari pertumbuhan kredit (loan growth) yang semakin meningkat perlahan tapi pasti pada level plus 2 persen YoY di bulan September lalu.
"Ketika loan growth semakin positif, pertumbuhan ekonomi (economic growth) juga akan semakin baik ke depannya. Kami positif untuk 2022 dan menilai pertumbuhan GDP Indonesia di 2022 dalam kisaran 4,5 persen-5 persen, inflasi 2,2 persen-3,3 persen, dan rupiah kisaran Rp 14.100 - 14.700," kata dia.
Baca Juga: Ekonomi Nasional Melesat Tinggi Pada Kuartal II, Bagaimana Kuartal III?
Lebih jauh lagi, tambah Herman, tol-tol baru yang sudah (atau akan mulai) beroperasi di 2022 akan menjadi katalis positif juga dalam menurunkan biaya logistic/transportasi. Kemajuan dalam e-Commerce juga akan sangat membantu para UMKM untuk meningkatkan penjualan mereka secara online.
Perizinan dalam dunia usaha juga menjadi lebih baik melalui omnibus law yang telah disahkan di akhir 2020 lalu.
"Di tahun 2022 tentunya kami akan terus melakukan diversifikasi dengan meluncurkan produk-produk baru, khususnya untuk nasabah strategis. Saat ini, kami memiliki tiga produk fokus reksadana saham, yaitu Reksadana Mawar untuk Large Cap, Konsumer 10 untuk All Cap, dan Fokus 10 untuk Small Cap," pungkas Herman.