Suara.com - Break Even Point (BEP) adalah perhitungan keuangan dasar yang menunjukkan berapa modal yang dibutuhkan untuk membuat produk dengan jumlah tertentu.
Dalam ilmu ekonomi, Break Even Point (BEP) selalu menunjukkan persamaan jumlah biaya dan harga produk. Bagi seorang pengusaha, pemahaman tentang break even point adalah hal mutlak.
Tanpa kemampuan menghitung BEP, pebisnis akan mengalami banyak masalah, mulai dari kesulitan menentukan margin laba sampai memprediksi kapan bisnisnya balik modal.
Untuk menghitung besaran BEP, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan antara lain adalah biaya tetap, biaya variabel, biaya campuran, harga pokok penjualan, dan margin laba. Berikut penjelasan lengkapnya.
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya pokok yang akan selalu dikeluarkan perusahaan, bahkan saat tidak memproduksi apa-apa. Beberapa contoh biaya tetap misalnya biaya sewa gedung, biaya perawatan mesin, dan kendaraan.
Biaya Variabel (Variable Cost)
Kebalikan dari biaya tetap, nominal biaya variabel mengikuti jumlah produksi yang dihasilkan perusahaan. Beberapa hal termasuk ke dalam variable cost adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan peralatan sekali pakai.
Biaya Campuran (Mixed Cost)
Baca Juga: Bangun Industri Pengolahan Sampah, Artha Graha Peduli Dukung Startup Anak Bangsa
Biaya campuran atau mixed cost adalah kombinasi biaya tetap dan variabel. Biaya ini biasanya memiliki nominal default yang wajib dibayarkan meski tidak ada aktivitas produksi. Namun, saat produksi dilakukan, jumlahnya juga akan terus meningkat mengikuti output produksi. Contoh-contoh pengeluaran yang termasuk mixed cost adalah tagihan listrik, tagihan air, dan bensin kendaraan.