Suara.com - Pengembangan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah tetap menjadi fokus utama untuk mencapai akselerasi pemulihan kinerja ekonomi lebih baik.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. berkomitmen untuk terus mengelaborasi segmen UMKM ini dengan program pemberdayaan hingga pendampingan menembus pasar global.
Senior Executive Vice President Divisi Digital BNI, Rian Eriana Kaslan menyampaikan bisnis pembiayaan UMKM adalah segmen paling potensial bagi perseroan.
"BNI pun terus mengoptimalkan potensinya dengan meluncurkan berbagai inovasi dan program. Hal ini pula yang membuat kredit UMKM BNI pada kuartal ketiga tahun ini naik signifiman 14,7% secara tahunan menjadi Rp93,2 triliun. Komposisi kredit UMKM pun telah naik menjadi 16% dari periode sama tahun lalu 14,8%," katanya.
Baca Juga: Gegara Pandemi, Kerja Sama UMKM dan Jasa Pengiriman Semakin Menguntungkan
Rian tak menampik bahwa ada 5 tantangan dihadapi oleh perseroan dalam mengembangkan segmen UMKM. Hal tersebut seperti tata kelola manajemen, transaksi keuangan digital, ekses teknologi, informasi serta pengetahuan dan akses pasar yang hanya bergantung pada permintaan lokal.
Oleh karena itu, BNI memiliki program pendampingan UMKM paling lengkap yakni dari pemberdayaan hingga ekspor.
Pada tahap pertama, BNI membantu pelaku mikro potensial dengan program CSR baik berupa bantuan pelatihan hingga modal kerja.
Jika tahap ini berlangsung baik, tentunya nasabah mikro tersebut akan langsung direkomendasikan untuk mendapat pembiayaan murah yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Pada tahap ini, BNI juga tak sekadar menyalurkan. Kami memberi pelayanan inovatif, mudah, dan efisien dengan bantuan digital. Mereka bisa melakukan pengajuan KUR melalui telepon genggamnya," sebutnya.
Baca Juga: Dorong UMKM Go Digital, Indotrading Gandeng LKPP dalam Pengadaan Barang dan Jasa
Selanjutnya, Rian mengatakan pelaku UMKM yang berhasil mandiri akan diarahkan untuk mendapat pembiayaan non-KUR.
"Tentunya produk pembiayaan BNI sudah sangat kompetitif. Kita juga tahu bersama bahwa suku bunga sudah turun. Kami juga memiliki dana murah yang kuat yang terus kami usahakan transfer kepada para nasabah UMKM," sebutnya.
Upaya lebih terdepan adalah BNI sebagai bank milik pemerintah yang diberi tugas untuk mencari ceruk pasar di luar negeri secara aktif mendorong pelaku UMKM go global.
Tentunya ini juga merupakan satu upaya kami juga untuk menaik kelaskan nasabah UMKM. Terlebih, pasar internasional memiliki permintaan kuat sehingga menjadi peluang besar untuk meningkatkan kinerja secara eksponensial.
"Kami punya program bernama BNI Xpora yang memang ditujukan mendorong UMKM. Kami punya cabang luar negeri di 6 negara, dan kami aktif memberi pelatihan dan pendampingan kepada nasabah UMKM kami," imbuhnya.
Di luar itu, Rian menyampaikan BNI juga aktif mendorong pelaku UMKM mengurangi penggunaan tunai. Dengan meningkatnya kinerja, risiko penggunaan uang tunai justru membuat cash handling lebih berisiko.
"Ini juga sebenarnya visi dari bank indonesia untuk transaksi digital khususnya dengan QRIS. Ini juga sebagai bahan biga data untuk transaksi UMKM nasional," imbuhnya.