Rahayu (41 tahun) merupakan ibu rumah tangga, dengan 5 anak. Sehari-hari, ia bekerja sebagai petani untuk membantu suaminya mencukupi kebutuhan hidup keluaganya. Perempuan ini tergolong sangat aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, sehingga diberi kepercayaan sebagai Ketua Tim Pengadaan Barang dan Jasa Program Pamsimas.
Sejak awal proses tahapan Pamsimas, Rahayu sangat terlibat hingga selesai. Ia mengawal keberlangsungan air minum di desanya itu, bahkan tak segan membantu proses pengecatan infrastruktur, penggalian jalur pipa, sampai proses pemasangan pipa.
Eminarwati (39 tahun) juga berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan petani. Ibu 6 anak ini lebih fokus pada masalah keuangan dan administrasi. Dalam Kelompok Keswadayaan Masyarakat, ia dipercaya sebagai bendahara. Salah satu tugasnya adalah mengawal, mengelola, dan melaporkan keuangan secara terbuka kepada masyarakat.
Namun ia juga tak segan turun ke lapangan, ikut mengecat bangunan, menggali jalur pipa, dan memasang pipa.
Kini warga Desa Widit sudah berkelimpahan air. Mereka tak lagi harus berupaya keras mendapatkan air bersih, karena air sudah datang ke rumah mereka masing-masing.
Itu berkat jasa para perempuan hebat dalam Program Pamsimas. Mereka mampu memberikan sumbangsihnya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga dan petani biasa.
Mereka memperlihatkan kepada kita bahwa proses pembangunan di Indonesia bisa dimulai dari peran serta di tingkat keluarga dan masyarakat pedesaan. Status sebagai ibu rumah tangga dan petani pun bisa melakukan perubahan!
Qurrotu' Ainy, ST, M.Eng.
PPK Pembinaan Manajemen II
Satker Direktorat Air Minum
Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Baca Juga: 5 Sifat Perempuan yang Bikin Pria Kepincut, Sosok Pasangan Idaman!