Suara.com - Widodo Makmur Perkasa sebentar lagi bakal mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia melalui skema Initial Public Offering. Usai IPO perseroan mengaku bakal fokus pada penerapan environmental, social, and governance dalam proses bisnis mereka.
“Dalam proses bisnis, kami menjadikan berbagai inisiatif ESG ini sebagai katalis dalam proyeksi pertumbuhannya kedepan," kata CEO Widodo Makmur Perkasa Tumiyana dalam siaran pers, Jumat (12/11/2021).
Fokus ESG, antara lain instalasi panel surya pada berbagai fasilitas milik perusahaan untuk mendukung kebutuhan energi dalam aktivitas perusahaan, serta pengembangan fasilitas pengolahan limbah peternakan menjadi biofertilizer dan energi biogas untuk mendukung kebutuhan dari perkebunan jagung yang akan dikembangkan oleh perusahaan.
Tumiyana menjelaskan instalasi panel surya pada yang dibagi menjadi 3 fase ditargetkan rampung pada semester pertama tahun 2022.
Baca Juga: Produsen Susu Cimory Bakal IPO, Incar Dana Rp 3,76 Triliun
Pada instalasi tahap pertama ini, WMP menargetkan instalasi panel surya dengan kapasitas 37,7 MWp dari total rencana Perusahaan untuk mengaplikasikan infrastruktur panel surya dengan total kapasitas 158 MWp, di seluruh fasilitas produksinya.
WMP juga telah mengoperasikan fasilitas pengolahan limbah peternakan menjadi biofertilizer dan energi biogas. WMP menargetkan kedepannya akan mampu untuk menghasilkan 21.528 m kubik energi biogas per hari, melalui fasilitas pengolahan limbah yang sedang dikembangkan oleh perusahaan.
"Kami tidak hanya akan berfokus kepada pertumbuhan bisnis serta memberikan nilai tambah bagi para Pemegang Saham Perusahaan nantinya. Namun kami juga senantiasa memberikan nilai tambah dan memastikan manfaat secara luas,” ujar dia.
Termasuk dalam strategi ESG, WMP juga berkomitmen menyerap hasil produksi para petani lokal di sekitar fasilitasnya, serta menjalankan berbagai program pembinaan maupun pelatihan bagi para pelaku industri pangan generasi muda di Indonesia.
Meskipun WMP saat ini sedang dalam proses mengembangkan perkebunan jagung di beberapa lokasi di seluruh penjuru Indonesia, namun WMP berkomitmen untuk mengalokasikan suplai 45 persen dari kebutuhan bahan baku pakannya wajib diserap dari hasil pertanian warga sekitar maupun petani lokal untuk dapat tetap menjaga keseimbangan perekonomian rakyat di area aktivitas perusahaan.
Baca Juga: Bos Telkom Ungkap Keuntungan dari IPO Mitratel
“Kami telah menjalankan serta merancang integrasi bisnis yang memungkinkan kami untuk melibatkan berbagai stakeholders, khususnya para peternak dan petani muda di Indonesia. Selain itu penerapan energi terbarukan serta pengolahan limbah yang kami lakukan juga tidak semata untuk menghasilkan efisiensi operasional kami," kata dia.