Suara.com - PT PGN Tbk memaparkan tujuh pemanfaatan gas bumi yang potensial untuk penyediaan energi bersih dan ramah lingkungan (Green Energy) yang bisa dikolaborasikan dengan pihak lain. Pemaparan ini dilakukan di Expo 2020.
Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz mengatakan, kolaborasi pertama yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhoksheumawe di mana PGN mendukung industri dan pengembangann KEK tersebut melalui LNG regasification, LNG/ LPG Hub, LNG trading, serta Mini LNG Plants. LNG dikembangkan di KEK tersebat agar dapat menjadi energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
"Kolaborasi kedua adalah LNG Bungkering sebagai inisiatif PGN untuk mendukung kapal-kapal Indonesia (shipping) melalui LNG dengan metode bunkering, mengingat perairan Indonesia yang strategis untuk rute pengiriman internasional," ujar Faris dalam keterangannya, Senin (8/11/2021).
Ketiga, tutur Faris, gas untuk sektor laut. Dalam proyek ini, PGN menyusun roadmap pemanfaatan CNG dan LNG untuk sektor transportasi laut di Aceh, Banten, Jakarta, Bali, Surabaya, dan Balikpapan. Proyek ini juga sejalan dengan kondisi geografis Indonesia dan upaya mengurangi emisi.
Baca Juga: PGN Perluas Sambungan Gas Mandiri di 1.240 Rumah Tangga di Batam
Kemudian, Keempat yaitu gas untuk Pembangkit Listrik sesuai dengan Kepmen 13/ 2020. PGN mendukung investasi dan pengembangan infrastruktur untuk pasokan gas wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
"Kelima adalah pengembangan gas bumi berbasis industri methanol untuk mendukung produksi biofuel melalui joint venture and studi kelayakan. Produksi gas di Indonesia diperkirakan 8,2 – 9,3 BSCFD pada tahun 2025-2040 yang berpeluang dapat diolah sebagai methanol dan memenuhi permintaan," ungkap Faris.
Lalu, keenam yakni pengembangan jargas rumah tangga. Saat PGN melayani lebih dari 600.000 SR dan akan berupaya membangun 1 juta SR jargas per tahun. Berlokasi di lebih dari 50 kota/ kabupaten, ditargetkan pada tahun 2024 dapat tersambung jargas sebanyak 4 juta SR.
Terakhir, ketujuh yaitu pengembangan biometanol. Green energy dalam bentul biometanal berpotensi mengurangi emisi dengan mengganti penggunaan minyak fosil. Biometanol diproses dari limbah cair minyak sawit yang disebut POME. Jika dibiarkan dan tidak diproses, POME dapat membahayakan lingkungan.
"Semua inisiatif investasi tersebut sejalan dengan komitmen untuk mendukung target pemerintah dalam pengurangan emisi karbon seperti yang tertera dalam Paris Agreement dan Konferensi COP-26," imbuh Faris.
Baca Juga: Roadmap Ini Bisa Diterapkan Perusahaan Agar Bisa Capai Energi Bersih Emisi