Suara.com - Harga minyak mentah dunia naik lebih tinggi pada perdagangan akhir pekan lalu. Penguatan harga ini didorong oleh kekhawatiran pasokan baru setelah produsen OPEC+ menolak seruan AS untuk mempercepat peningkatan produksi bahkan ketika permintaan mendekati tingkat pra-pandemi.
Mengutip CNBC, Senin (8/11/2021) harga minyak mentah Brent naik USD2,20 menjadi menetap di USD82,74 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD2,46 menjadi USD81,27.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC +, pada hari Kamis sepakat untuk tetap pada rencana mereka untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 400.000 barel per hari mulai Desember.
Presiden AS Joe Biden telah menyerukan produksi ekstra untuk mendinginkan kenaikan harga.
Baca Juga: Produksi Arab Saudi Bakal Melimpah, Harga Minyak Dunia Langsung Anjlok
Keputusan OPEC untuk tetap berada di jalur dan kurangnya respons substansial dari pemerintahan Biden membuat reli minyak terus berlanjut, kata Bob Yawger, analis pasar futures di Mizuho.
Hanya upaya terkoordinasi, dengan China dan lainnya yang terlibat, yang akan mengatasi kekurangan barel di pasar, tambah Yawger.
Gedung Putih mengatakan akan mempertimbangkan semua tools yang tersedia untuk menjamin energi yang terjangkau, termasuk kemungkinan melepaskan minyak dari cadangan minyak strategis.
Sentimen bagi kenaikan harga minyak juga diperoleh dari data yang menunjukkan lapangan pekerjaan AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Oktober.
"Pasar tahu bahwa pelepasan cadangan strategis hanya dapat memiliki efek bearish sementara pada harga yang naik cepat dan bukan solusi jangka panjang untuk ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan," kata analis Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Lebih dari 3 Persen, Ini Pemicunya
Brent turun untuk minggu kedua berturut-turut, tergelincir sekitar 2 persen. sementara WTI turun 2,7 persen.