Suara.com - Tren penggunaan pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS Atap makin marak saja. Pemerintah pun segera menerbitkan aturan terkait hal ini melalui Permen ESDM No 26 Tahun 2021 Tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap.
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa mengatakan saat ini penggunaan PLTS Atap terus meningkat jumlahnya.
"Di Indonesia, tahun 2018 konsumen PLTS Atap hanya 609 pelanggan. Tahun 2021, ternyata meningkat menjadi 4133 pelanggan. Potensi pasar yang begitu besar, sehingga perlu kita siapkan tenaga-tenaga ahli dalam negeri agar dapat memenuhi permintaan pasar yang tinggi tersebut," ujar Fabby dalam keterangan persnya, Jumat (5/11/2021).
Untuk menyambut industri energi surya ini kata dia pelatihan pemasangan PLTS Atap bersertifikasi menjadi hal yang penting.
Baca Juga: Danone Aqua Resmikan PLTS Atap di Pabrik Terbesar Indonesia
Penyediaan SDM di sektor ini pun disambut baik oleh PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia atau Utomo SolaRUV yang mendirikan Solarpreneur Development Center (SDC) di kampus Universitas Surabaya (UBAYA).
"Sinergi dengan entitas bisnis akan sangat mempercepat tujuan tersebut. Misalnya, Utomo SolaRUV menyediakan produk-produk inverter dari produsen inverter global. Lalu masyarakat dilatih bagaimana cara memasang PLTS Atap yang benar, harapannya mereka bisa membangun bisnis energi bersih. Barang bagusnya ada, jasa berkualitasnya juga ada”, tambah Fabby.
Sementara itu Anthony Utomo, Managing Director Utomo SolaRUV yang juga Wakil Ketua Komite Tetap Kebijakan Dan Regulasi Bidang ESDM KADIN (Kamar Dagang dan Industri) Pusat, mengatakan bahwa kehadiran Solarpreneur Development Center juga untuk memperkuat ekosistem PLTS Atap.
“Selain mendorong kehadiran solarpreneur, kami juga membuka peluang kemitraan agar mereka yang sudah terlatih ini tidak cuma mengerjakan pekerjaan di lapangan, tapi berani terjun ke bisnis PLTS Atap”, ujar Anthony.
Peluang kemitraan yang dimaksud adalah membuka outlet energi Juragan Atap Surya di daerah masing-masing.
Baca Juga: Kementerian ESDM Dorong Pengembangan PLTS Atap, Begini Alasannya
Outlet energi Juragan Atap Surya bertujuan sebagai penyedia tenaga, penyedia jasa dan maintenance terlatih guna pemanfaatan peluang usaha di bidang energi terbarukan dan katalisator penciptaan tenaga kerja hijau (green jobs).
Sementara itu Dahlan Iskan, Menteri BUMN 2011-2014 mengatakan era PLTS Atap memang semakin marak karena harganya yang makin terjangkau saat ini.
"Apalagi kalau nanti tenaga pemasangannya dari daerah masing-masing karena dilatih dan disertifikasi di SDC, maka tidak perlu mendatangkan dari luar. Anak-anak muda bisa masuk ke lapangan pekerjaan yang mendukung energi bersih," kata Dahlan.
Asal tahu saja hingga akhir 2020, bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Indonesia baru sekitar 11,5 persen. Demi mengejar target 23 persen dalam empat tahun ke depan, Indonesia harus membangun 14-18 GW pembangkit listrik EBT. Kemajuan industri PLTS Atap akan semakin mempercepat transisi energi di Indonesia.