Suara.com - Perusahaan rintisan (startup) bidang teknologi akuakultur eFishery terus berkembang positif bersama pembudidaya ikan di Indonesia. Startup itu terus memperluas usahanya bahkan dengan keuntungan hingga tiga kali lipat.
Kini, eFishery telah menggandeng lebih dari 20 pembudidaya ikan asal Cirebon ini untuk masuk ke dalam ekosistem akuakultur yang telah dibangun selama delapan tahun terakhir ini.
“Kami ingin menjadikan teknologi akuakultur sebagai sumber protein hewani terbesa untuk menjaga kualitas pangan dan mengurangi kelaparan. Ini hanya dapat kami realisasikan jika tumbuh bersama dengan para pembudidaya,” kata Co-Founder dan Chief of Staff eFishery Chrisna Aditya, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (5/11/2021).
Chrisna mengakui, prospek industri akuakultur berkembang pesat ketimbang sektor makanan berbasis hewani lain, yang dibuktikan lebih dari 20.000 pembudidaya yang menjadi bagian dari eFishery dalam 8 tahun berdiri.
Baca Juga: Resmi Jadi Investor Startup Segari, Maudy Ayundya: Model Bisnis Masa Depan
Platform eFishery dirancang untuk mempermudah aktivitas budidaya ikan, mulai dari awal hingga akhir proses budi daya, juga menyediakan berbagai kebutuhan para pembudidaya, mulai dari akses terhadap pembelian pakan, penjualan ikan, hingga pengajuan permodalan.
Data terkait menyebut, laju tangkapan ikan laut cenderung stagnan dengan pertumbuhan 3 persen, namun di sisi lain, akuakultur tumbuh 21 persen selama enam tahun terakhir sehingga prospek industri ini semakin cerah karena potensinya sangat besar termasuk Indonesia.
Inovasi yang ditawarkan eFishery, menjadikan usaha budi daya ikan semakin berkembang seperti yang dialami Jimat Ali Santoso, seorang pembudidaya milenial asal Cirebon yang tergabung dalam kelompok pembudidaya Balong Sewu.
Pembudidaya ikan lele ini mengatakan sudah menggunakan teknologi eFishery selama lebih dari satu tahun. “Saya pertama mengenal eFishery tahun 2020, kemudian mulai mencoba menggunakan eFisheryFeeder,” kata Jimat.
Ia menambahkan sejak menggunakan teknologi eFisheryFeeder, produktivitas kolamnya meningkat. “Setelah satu tahun bekerja dengan teknologi eFisheryFeeder, yang tadinya hasil panen hanya berkisar 800 kg per kolam per bulan sekarang meningkat menjadi 2 ton-2,5 ton per bulan,” ujarnya.
Baca Juga: Jaga Ketahanan Pangan Indonesia, Pembudidaya Ikan dan eFishery Terus Tumbuh Bersama
Saat ini ada lebih dari 3 juta pembudidaya ikan tersebar di seluruh Indonesia. Melihat potensi yang cukup besar ini, startup eFishery secara konsisten melahirkan berbagai terobosan yang mampu mengakselerasi pertumbuhan industri akuakultur, contohnya dengan menciptakan aplikasi eFisheryKu.
"Selain teknologi eFisheryFeeder, sekarang saya juga menggunakan layanan Kabayan (Kasih, Bayar Nanti). Jadi saya bisa beli pakan sekarang dan bayarnya nanti setelah saya panen. Prosesnya mudah dan praktis, hanya melalui aplikasi eFisheryKu,” katanya.