Suara.com - Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) menyampaikan, bisnis industri galangan kapal ikut tergerus selama Pandemi Covid-19, terutama industri galangan kapal.
Ketua Umum Iperindo Eddy Kurniawan Logam menjelaskan, selama pandemi hampir tidak ada proyek pembangunan kapal baru, baik dari pemerintah atau BUMN.
Hal ini, lanjut dia, karena anggaran untuk proyek tersebut dialihkan untuk penanganan Pandemi Covid-19.
"Kondisi galangan cukup mengenaskan. Proyek pembangunan kapal hampir tak ada lagi. Ada tapi sangat sedikit," ujar Eddy saat konferensi pers Virtual Expo Maritime Indonesia (VEMI) 2021 pada Senin (1/11/2021).
Baca Juga: Pungutan Tak Sesuai Aturan Merajalela, Industri Galangan Kapal Batam Ancam Mogok kerja
Eddy menuturkan, kelompok galangan pembuatan kapal baru paling terdampak kehadiran pandemi.
Sedangkan, dua kelompok lainnya, yaitu galangan yang hanya reparasi kapal, dan galangan yang melayani reparasi serta pembangunan kapal baru masih bisa bertahan.
"Strategi bertahan mereka otomatis adalah mengurangi overhead sebesar mungkin ya memang kalau dilihat dari situ yang dikorbankan adalah subkontraktor. Nggak ada pembangunan kapal baru mereka pasti nggak pakai subkontraktor," katanya.
Eddy menambahkan, industri galangan kapal juga terpaksa merumahkan para karyawan, karena kondisi tersebut. Setidaknya, terdapat 15.000 hingga 25.000 tenaga kerja galangan kapal terpaksa terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Maka dari itu, Eddy berharap, pemerintah dan BUMN kembali memberikan proyek baru dalam pembuatan kapal baru.
Baca Juga: Pengamat : Sebaran Galangan Kapal Tak Merata, Konsep KEK Tak Relevan Lagi
"Jadi, mereka tetap berharap bahwa ke depannya proyek pembangunan kapal akan bangkit kembali," ujarnya.